Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. Rencana PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menggelar tender pengadaan radar Jakarta Automated Air Traffic Control System (JAATS) 2 untuk keperluan Soekarno-Hatta pada Desember mendatang mulai mendapat perhatian perusahaan pemasok. Salah satu peminat tender itu adalah PT Panorama Timur Jaya.
Direktur Panorama Timur Jaya Aloys Sutarto mengaku bermitra dengan perusahaan radar Belgia, Intersoft Electronics untuk memasok radar tersebut. "Selama ini kami menjadi pemasok kebutuhan navigasi Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi (BPPT), STPI Curug dan keperluan navigasi militer. Saat ini kami coba menyediakan teknologi untuk keperluan AP I dan AP II," kata Aloys kepada KONTAN, Senin (15/11).
Karena itulah, Aloys mengaku perusahaannya akan segera mengambil dokumen tender begitu AP II memulai prosesnya bulan depan. BUMN pengelola Bandara itu sendiri sudah menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk mengadakan JAATS 2.
Selain menyediakan radar baru, Panorama Timur Jaya juga memiliki kemampuan untuk menyediakan jasa radar performance evaluation dan radar upgrade.
JAATS adalah sistem penginderaan jarak jauh (surveillance) yang digunakan oleh petugas pengatur lalu lintas udara (Air Traffic Controller/ATC) untuk memberikan pelayanan lalu lintas penerbangan di wilayah operasi udara. Flight Information Region (FIR) Jakarta dengan cakupan wilayah udara Indonesia bagian barat. Pelayanan ini lazim disebut sebagai radar services. Perangkat JAATS yang dioperasikan saat ini ini berada di Bandara Soekarno-Hatta. Namun, keberadaan JAATS sendiri tidak hanya untuk kebutuhan pengontrolan lalu lintas udara, namun lebih luasnya berfungsi untuk air traffic management.
Tidak sendirian
Bulan lalu, AP II mengumumkan akan menggelar tender JAATS 2 untuk mendukung JAATS 1 yang digunakan saat ini. Direktur Operasi AP II Salahudin Rafi menyebut, saat ini perseroan tengah menunggu persetujuan dari Kementerian BUMN selaku pemegang saham untuk bisa membelanjakan uang tersebut.
"Kami berharap persetujuan bisa diberikan paling lambat akhir Oktober, sehingga kami bisa langsung membuka tender pengadaan radar pada Desember mendatang," kata Salahudin.
Direktur Utama AP II Tri S Sunoko menambahkan, perseroan tidak akan sendirian menggarap proyek tersebut. Karena Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) juga akan menyuntik sekitar Rp 200 miliar guna mendirikan bangunan untuk mengoperasikan radar tersebut.
Untuk instalasi radar di gedung itu nantinya, Tri menyebut saat ini tim dari AP II, Ditjen Perhubungan Udara, ahli navigasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), dan teknisi penerbangan sedang menyusun term of reference (TOR). "Akhir Oktober ini diharapkan TOR selesai, sehingga pemerintah bisa memulai proses tender pembangunan gedung pada November juga," ungkapnya.
Menurutnya dibutuhkan waktu selama satu tahun untuk membangun gedung tersebut secara bertahap mulai Januari tahun depan. Sementara instalasi infrastruktur JAATS 2 membutuhkan waktu Januari–September 2011. Dilanjutkan dengan proses simulasi dan training operator radar pada Oktober dan November 2011.
Pengadaan JAATS 2 bukan untuk mengganti keberadaan JAATS 1 yang sudah dioperasikan sejak 1996 lalu dan sempat mengalami gangguan teknis beberapa waktu lalu, namun akan digunakan secara bersamaan untuk menjamin kehandalan Bandara Soekarno-Hatta yang trafik pesawatnya paling tinggi di Indonesia.
JAATS 1 hanya memiliki kapasitas untuk melayani pergerakkan pesawat hingga 600 pergerakan per hari dan pelayanan data sebanyak 900 pesan Aeronautical Fixed Telecommunication Network (AFTN). Namun selama 2010 ini, total pergerakan pesawat yang dilayani JAATS mencapai hingga 2.000 pergerakan dan 4.000 pesan AFTN.
Sementara Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemhub) Herry Bakti S Gumay menegaskan pengadaan JAATS menurutnya sudah direncanakan sejak tahun lalu, ketika Pemerintah membidani terbentuknya Perum Navigasi Penerbangan yang akan mengambil bisnis air traffic services (ATS) dari PT Angkasa
Pura (Persero) I dan II.
"Nantinya yang mengoperasikan JAATS bukan lagi AP II, melainkan Perum Navigasi itu," jelas Herry.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News