Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengebut pembangunan Pipa Transmisi Gas Ruas Cirebon-Semarang Tahap I (ruas Semarang-Batang) atau CISEM Tahap I yang saat ini progress-nya sudah mencapai 90%. Penyelesaian pembangunan infrastruktur ini juga diperkirakan lebih cepat satu bulan dari rencana bulan Agustus 2023 menjadi Juli 2023.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji menyampaikan bahwa konstruksi pipa CISEM tahap I telah dimulai sejak Mei 2022. Proyek ini telah melalui 1.526.035 jam kerja aman, serta turut menggerakkan ekonomi dengan menyerap hingga 753 tenaga kerja, serta membantu industri dalam negeri dengan realisasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) per triwulan I 2023 telah mencapai 63,52%.
“Pipa yang dibangun sepanjang 60 km dengan biaya Rp 1,13 triliun. Capaian saat ini sekitar 90%. Setelah pembangunan pipa selesai, akan dilakukan pre-commissioning berupa hydrotest dan selanjutnya commissioning rencananya dilakukan awal Juli 2023. Pembangunan pipa CISEM lebih cepat satu bulan dari rencana 15 bulan,” ujarnya dikutip dalam keterangan resmi di situs resmi ESDM, Jumat (26/5).
Baca Juga: Progres Konstruksi Proyek Pipa Cisem Tahap I Sudah Capai 88,04%
Tutuka menyatakan, pemanfaatan pipa CISEM tahap I ini telah dinanti oleh Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal dengan proyeksi kebutuhan gas hingga 39,42 MMSCFD dari 26 perusahaan di KEK Kendal hingga tahun 2026, Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) dengan proyeksi kebutuhan gas 25,83 MMSCFD dari 14 perusahaan di KITB Fase I hingga tahun 2028, serta kawasan-kawasan industri lainnya di sepanjang pipa transmisi CISEM tahap 1.
Setelah pembangunan pipa CISEM tahap 1 ini selesai, akan dimanfaatkan dulu untuk industri di Batang dan Kendal yang membutuhkannya. Sementara untuk pasokan gas, berasal dari Jambaran Tiung Biru dan lapangan gas yang dikelola Husky-CNOOC Madura Limited (HCML).
“Belum lagi di utara Bali dan Lombok ada cadangan migas yang besar (WK Agung I dan II). Jadi harapannya kalau sudah berkembang, 10 tahun lagi bisa menggunakan gas dari lapangan tersebut,” lanjut Tutuka.
Kepala BPH Migas Erika Retnowati menambahkan, mengingat pipa CISEM menggunakan anggaran APBN, diharapkan toll fee lebih murah dibandingkan jika dibangun oleh swasta. Hal ini karena aset tersebut tetap berada di Pemerintah sehingga depresiasinya akan ditanggung Pemerintah.
“Saat ini sudah mulai menghitung berapa nanti toll fee-nya. Tentu saja kita harus menyesuaikan dengan harga gas yang sudah ditetapkan,” tambahnya.
Adapun perkembangan proyek pipa Cisem diapresiasi oleh Komisi VII DPR RI.
Baca Juga: Kementerian ESDM Buka Peluang Percepatan Proyek Pipa Cirebon-Semarang
“Kami mengapresiasi Kementerian ESDM yang mampu membangun CISEM setelah mangkrak sejak tahun 2006,” kata Anggota Komisi VII DPR Ratna Juwita Sari.
Komisi VII DPR juga meminta agar pembangunan infrastruktur ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan industri, tetapi juga masyarakat luas seperti jargas rumah tangga.
Selain itu, Komisi VII juga mengingatkan agar pelaksanaan pembangunan tetap mengedepankan aspek keselamatan dan kualitas, serta meminta agar setelah pembangunan rampung dilakukan, dapat segera dilakukan audit oleh BPK untuk menghindari masalah di kemudian hari.
Pembangunan pipa transmisi gas bumi CISEM merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang bertujuan meningkatkan akses gas bumi bagi seluruh masyarakat maupun industri.
Pipa transmisi ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas gas bumi yang sebagian besar berasal dari lapangan gas di Jawa Timur dapat sampai ke wilayah Jawa Tengah untuk memenuhi kebutuhan industri yang sedang berkembang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News