kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,02   -8,28   -0.91%
  • EMAS1.318.000 0,61%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembangunan Smelter Masih Terkendala Pasokan Listrik


Selasa, 12 April 2022 / 14:27 WIB
Pembangunan Smelter Masih Terkendala Pasokan Listrik
ILUSTRASI. Pembangunan Smelter Masih Terkendala Pasokan Listrik


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pembangunan smelter di Indonesia akan semakin masif. Terdapat  22 proyek strategis nasional (PSN) yang didorong oleh pemerintah di mana 16 proyek di antaranya ditargetkan beroperasi pada 2023 mendatang. Namun, saat ini masih ada beberapa proyek yang diwarnai isu pasokan listrik. 

Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, menjelaskan progress fisik rata-rata dari 22 proyek tersebut per-kuartal III 2021 sudah mencapai 42,7% dan saat ini dia memproyeksikan sudah mencapai 50%. 

Sebanyak 22 proyek smelter tadi tersebar di berbagai wilayah yakni di Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Sumbawa Nusa Tenggara, dan di Maluku.

“Ini barangkali bisa menjadi konsentrasi PLN memberikan supply berlebih di pulau-pulau tersebut,” jelasnya dalam Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan secara virtual, Selasa (12/4). 

Nurul mengungkapkan, sampai saat ini masih ada sejumlah proyek yang diwarnai isu kendala pasokan listrik. 

Baca Juga: Pengamat BUMN: Penerbitan Obligasi Masih Relevan dengan Pengembangan Bisnis Freeport

Misalnya saja, menurut data yang dimiliki Nurul, setidaknya ada tiga proyek dengan Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) milik Kementerian ESDM yang punya isu pasokan listrik.

Proyek tersebut ialah smelter nikel PT Antam Tbk di Halmahera Timur yang progress pembangunannya sudah mencapai 98,1%, smelter nikel PT And Ang Fang Brother (22,4%), dan smelter tembaga Freeport Indonesia (12,04%). 

Menurut kabar terkini, dalam catatan Kontan.co.id sebelumnya, pada Maret 2022 Antam telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (PJBTL) dengan PLN guna memasok listrik sebesar 80 Mega Volt Ampere (MVA) ke smelter nikel di Halmahera Timur. 

Sedangkan untuk isu pasokan listrik ke smelter tembaga PTFI di Gresik, melansir catatan Kontan.co.id pada bulan lalu, anak usaha PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Berkah Kawasan Manyar Sejahtera menandatangani PJBTL dengan PLN sebesar 170 MVA untuk menyalurkan listrik ke smelter tembaga PTFI.

PLN akan mendistribusikan dan menjual listrik ke Berkah Kawasan Manyar Sejahtera secara berkelanjutan melalui Gardu Induk PLN 150 kV suplai tegangan tinggi dengan daya total 170 MVA.

Lantas untuk smelter nikel PT And Ang Fang Brother yang progressnya masih 22,4%, Nurul mengatakan PLN masih punya waktu untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Baca Juga: Biayai Smelter, Freeport Himpun Dana Melalui Penerbitan Bond US$3 Miliar

Dari 22 proyek tersebut, Nurul memaparkan, ada juga 14 proyek PSN pembangunan smelter dengan PJPK Kementerian Perindustrian.

Di sini, terdapat tiga proyek yang punya isu pasokan listrik yaitu smelter nikel PT Macika Mineral Industri dengan progress pembangunan 25,2%, kemudian smelter nikel PT Artabumi Sentra Industri (87%), kemudian smelter tembaga milik PT Amman Mineral Industri (27,6%). Ketiga proyek ini target operasinya pada 2023 mendatang. 

“Barangkali ini bisa direspon oleh kawan-kawan di PLN untuk mencoba mengantisipasi semoga isu tersebut ngak jadi masalah,” kata Nurul. 

Edwin Nugraha Putra, Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN mengatakan, pihaknya mempersiapkan diri membangun pembangkit di Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara untuk menyambut begitu banyaknya pembangunan smelter di sana. 

“Kesiapan pembangunan pembangkit tentu disesuaikan dengan kesiapan beban yang ada,” ujarnya. 

Edwin mengatakan di Sulawesi sendiri PLN sangat siap untuk menerima pelanggan besar masuk ke sistem karena menurut proyeksinya sampai 10 tahun ke depan terdapat dua sistem besar yakni di Sulawesi Utara dan Selatan dalam kondisi oversupply. Maka itu, PLN siap melayani pelanggan besar di sana. 

Edwin memaparkan, khusus di Sulawesi ada rencana pembangunan pembangkit kurang lebih 3,2 GW yang akan dibangun hingga 2030.  Dia bilang, pembangunan pembangkit ini lebih tinggi dari beban listrik Sulawesi sekarang yang kurang lebih 2.000-an MW. 

Dalam pembangunan tersebut, Edwin menegaskan, PLN berkomitmen mencapai bauran energi khusus di Sulawesi di tahun 2025 sudah menuju 35% dan lompat tinggi ke 2030 sampai 50%. 

Baca Juga: Garap Smelter Nikel, Ceria Metalindo Prima Raih Fasilitas Term Loan US$277,69 Juta

Adapun pembangunan pembangkit di Sulawesi  juga didukung oleh pembangunan 7.000 kilometer sirkuit (kms) transmisi. Hingga 2025 mendatang pembangunan transmisi yang diproyeksikan akan selesai hampir 5.000 kms. Di sisi lain, kapasitas induk juga akan ditingkatkan dan PLN memproyeksikan jumlah pelanggan di Sulawesi akan bertambah hingga 3,2 juta sampai dengan 2030. 

Di sistem lainnya di Maluku, Papua dan Nusa Tenggara juga terjadi hal yang luar biasa pembangunanya. Edwin mengungkapkan ada sekitar 3,37 GW pembangkit yang akan dibangun dengan transmisi sepanjang 4.400 kms. Adapun jumlah pelanggan juga akan menjadi 1,7 juta pelanggan di 2030. 

Sugeng Mujiyanto, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM menambahkan smelter pengolahan nikel membutuhkan energi yang besar, apalagi nanti ketika pemerintah semakin menggalakkan industri hilir nikel yang tentu membutuhkan energi listrik yang semakin intensif.

“Kalau tadi kami sebut kebutuhan energi sekitar 5,6 GW hanya untuk smelting saja sedangkan untuk hilirisasi pasti akan lebih daripada itu,” ujarnya. 

Maka dari itu, Sugeng mengatakan ini menjadi salah satu tantangan PLN untuk menyediakan listrik dengan harga bersaing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×