kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pembangunan Smelter Masih Terkendala Pasokan Listrik


Selasa, 12 April 2022 / 14:27 WIB
Pembangunan Smelter Masih Terkendala Pasokan Listrik
ILUSTRASI. Pembangunan Smelter Masih Terkendala Pasokan Listrik


Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Noverius Laoli

Edwin Nugraha Putra, Executive Vice President (EVP) Perencanaan Sistem Ketenagalistrikan PLN mengatakan, pihaknya mempersiapkan diri membangun pembangkit di Sulawesi, Maluku, Papua, dan Nusa Tenggara untuk menyambut begitu banyaknya pembangunan smelter di sana. 

“Kesiapan pembangunan pembangkit tentu disesuaikan dengan kesiapan beban yang ada,” ujarnya. 

Edwin mengatakan di Sulawesi sendiri PLN sangat siap untuk menerima pelanggan besar masuk ke sistem karena menurut proyeksinya sampai 10 tahun ke depan terdapat dua sistem besar yakni di Sulawesi Utara dan Selatan dalam kondisi oversupply. Maka itu, PLN siap melayani pelanggan besar di sana. 

Edwin memaparkan, khusus di Sulawesi ada rencana pembangunan pembangkit kurang lebih 3,2 GW yang akan dibangun hingga 2030.  Dia bilang, pembangunan pembangkit ini lebih tinggi dari beban listrik Sulawesi sekarang yang kurang lebih 2.000-an MW. 

Dalam pembangunan tersebut, Edwin menegaskan, PLN berkomitmen mencapai bauran energi khusus di Sulawesi di tahun 2025 sudah menuju 35% dan lompat tinggi ke 2030 sampai 50%. 

Baca Juga: Garap Smelter Nikel, Ceria Metalindo Prima Raih Fasilitas Term Loan US$277,69 Juta

Adapun pembangunan pembangkit di Sulawesi  juga didukung oleh pembangunan 7.000 kilometer sirkuit (kms) transmisi. Hingga 2025 mendatang pembangunan transmisi yang diproyeksikan akan selesai hampir 5.000 kms. Di sisi lain, kapasitas induk juga akan ditingkatkan dan PLN memproyeksikan jumlah pelanggan di Sulawesi akan bertambah hingga 3,2 juta sampai dengan 2030. 

Di sistem lainnya di Maluku, Papua dan Nusa Tenggara juga terjadi hal yang luar biasa pembangunanya. Edwin mengungkapkan ada sekitar 3,37 GW pembangkit yang akan dibangun dengan transmisi sepanjang 4.400 kms. Adapun jumlah pelanggan juga akan menjadi 1,7 juta pelanggan di 2030. 

Sugeng Mujiyanto, Direktur Pembinaan Pengusahaan Mineral Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara, Kementerian ESDM menambahkan smelter pengolahan nikel membutuhkan energi yang besar, apalagi nanti ketika pemerintah semakin menggalakkan industri hilir nikel yang tentu membutuhkan energi listrik yang semakin intensif.

“Kalau tadi kami sebut kebutuhan energi sekitar 5,6 GW hanya untuk smelting saja sedangkan untuk hilirisasi pasti akan lebih daripada itu,” ujarnya. 

Maka dari itu, Sugeng mengatakan ini menjadi salah satu tantangan PLN untuk menyediakan listrik dengan harga bersaing. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×