Reporter: Muhammad Yazid | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan perkembangan pembangunan pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) komoditas nikel hingga akhir Februari 2014 ini masih jalan di tempat. Dari sekitar 90-an perusahaan tambang yang mengajukan proposal pembangunan smelter, hanya ada dua pabrik yang siap dioperasikan pada tahun ini.
Dede I Suhendra, Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM mengatakan, sampai saat ini belum ada progres berarti dari pembangunan smelter nikel para pengusaha. "Umumnya banyak pengusaha yang masih berharap ada perubahan kebijakan pemerintah mengenai ekspor mineral, jadi banyak yang menunggu saja," kata dia di kantornya, Jumat (28/2).
Alhasil, berdasarkan laporan progres smelter nikel, kebanyakan pengusaha menunda kelanjutan proyeknya sampai ada kepastian kebijakan dari pemerintah. Menurut Dede, para pengusaha tersebut baru akan memulai proyek smelter pada April mendatang sembari menunggu kepastian kebijakan.
Dede bilang, dua perusahaan nikel yang akan beroperasi mulai pertengahan 2014 ini yaitu, PT Integra Mining Nusantara dengan kapasitas nickel pig iron (NPI) sebesar 18.000 ton per tahun, dan anak usaha PT Modern Internasional Tbk (MDRN) yaitu PT Elit Kharisma Utama Konawe dengan kapasitas 90.000 ton NPI per tahun.
"Padahal, kami sudah pastikan nikel harus dimurnikan dan tidak ada produk olahannya. Tapi, mereka menyatakan baru akan memulai proyek kembali pada April 2014 depan," kata Dede.
Hingga sekarang ini, perusahaan di Tanah Air yang telah mengoperasikan smelter nikel di antaranya, PT Vale Indonesia Tbk, PT Aneka Tambang Tbk, dan PT Indoferro.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News