Reporter: Fitri Nur Arifenie |
JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) belum memutuskan opsi yang terkait dengan kebijakan pembatasan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Menurut Menteri ESDM, Widjajono Partwodidagdo, pemerintah masih menunggu hasil kajian dari lembaga independen konsorsium Universitas terkait dengan opsi-opsi yang diajukan oleh pemerintah.
Pemerintah memiliki delapan opsi terkait dengan kebijakan pembatasan BBM subsidi. Ke delapan opsi ini di antaranya adalah kenaikan harga, pemberian cash back untuk transportasi publik dan juga pemberlakuan subsidi tetap.
Terkait dengan mekanisme kenaikan harga, Widjajaono bilang memiliki beberapa alternatif. Kenaikan harga BBM tersebut mulai dari Rp 500, Rp 1.000 dan Rp 1.500. Selain itu juga ada opsi terkait untuk memberlakukan subsidi tetap. Sehingga, nanti harga premium itu akan berfluktuasi mengikuti harga minyak. Ia menghitung, subsidi tetap idealnya adalah Rp 2.000 per liter.
“Selain itu harga antara kendaraan bermotor juga kemungkinan berbeda. Misalnya harga BBM untuk sepeda motor berbeda dengan mobil. Jadi nanti ada semacam kartu kendali,” ujar Widjajono, Jumat (10/2).
Setelah hasil kajian dari lembaga independen selesai, pemerintah baru akan memutuskan opsi tersebut. “Hasil kajiannya harus dibahas dengan DPR,” tutur Widjajono. Ia melanjutkan target pembatasan BBM tidak harus 1 April 2012. Menurut dia, secara hukum hal tersebut tidak mengikat. “Kalau mau tidak 1 April nanti akan kami kejar APBNPnya,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News