Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek masih terkendala permasalahan pembebasan lahan di sejumlah titik. Salah satunya titik pembangunan depo di Bekasi Timur seluas 10 hektar.
"Tanah-tanah swasta sudah sebagian besar dikerjakan hanya tinggal beberapa yang butuh pembicaraan lanjut," kata Direktur Utama PT Adhi KaryaTbk Budhi Harto, Rabu (2/8).
Depo Bekasi Timur terdiri dari 5 ha tanah milik Adhi Karya dan 5 ha sisanya milik swasta. "Mungkin dalam September itu akan selesai,"kata Budhi.
Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian Agaraia dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Arie Yuriwin mengatakan ada beberapa titik jalur LRT yang belum bisa dieksekusi.
Arie bilang ada sekitar 1,3 hektare lahan yang dipakai untuk jalur yang belum dilakukan pengukuran, sehingga belum bisa dimusyawarahkan untuk di eksekusi.
Hal ini kata Arie tak akan sulit karena bisa diselesaikan dengan skema business to business (B to B). "Jumat (4/8) kami akan mulai mengukur di Jakarta Selatan," jelasnya.
Namun untuk pembebasan lahan Transit Oriented Development (TOD) yang terletak di Bekasi Barat dan Cibubur masih belum bisa dilakukan segera karena harus menyelesaikan tahap penentuan lokasi (penlok) dulu.
"Mudah-mudahan penlok nya pertengahan Agustus sudah selesai," jelasnya.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandajaitan memastikan proyek LRT Jabodebek bakal rampung tepat waktu sesuai target. "Pokoknya kuartal I 2019 pasti ini selesai," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News