kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pembeli LNG Train III Tangguh belum ada


Senin, 26 Oktober 2015 / 10:34 WIB
Pembeli LNG Train III Tangguh belum ada


Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah berusaha mencarikan pembeli jangka panjang untuk LNG yang ada di Kilang Liquefied Natural Gas (LNG) Train III Tangguh. Pasalnya, pemerintah ingin BP Indonesia sebagai operator dari Kilang LNG Train III Tangguh itu bisa on stream alias beroperasi sesuai jadwal pada 2016. 

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM IGN Wiratmaja Puja mengatakan, BP Indonesia telah berdiskusi dengan dirinya terkait dua hal, yakni BP Indonesia meminta dukungan dalam mencari pembeli LNG yang akan diproduksi dan dukungan agar proyek Train III berjalan sesuai target pada 2016.

Wiratmaja pun memastikan proses pembelian kontrak jual beli LNG dari Train III masih dilakukan secara business to business (B to B) agar proyek Train III Tangguh tetap bisa berjalan. Salah satu cara mendapatkan pembeli jangka panjang adalah dengan mencari pembeli dari domestik.

"Pemerintah menginginkan alokasi LNG dari Train III bisa diserap oleh domestik minimum 40% dari total gas yang akan diproduksi, sebanyak 3,8 juta ton LNG per tahun," ungkap dia.

Namun, hingga saat ini, pasar domestik masih belum mampu menyerap alokasi LNG dari Kilang I dan II Tangguh yang total produksinya mencapai 7,6 juta ton per tahun. Alasannya, infrastruktur gas di kawasan Indonesia Timur belum terbangun.

Selain itu, pembeli gas terbesar domestik, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), tidak bisa juga diharapkan membeli LNG dari Kilang milik BP tersebut.

Wiratmaja membeberkan, PLN sempat meminta LNG dari Train I dan Train II Tangguh, namun dibatalkan karena konsumsi listrik yang menurun. Pembatalan itu karena tingkat pertumbuhan konsumsi listrik yang diprediksi PLN bisa mencapai 9%, nyatanya hanya bertumbuh sekitar 2%. Meski demikian, PLN masih tetap diharapkan bisa menyerap LNG dari Train III.

"Untuk penyerapan gas di dalam negeri, salah satunya diskusi dengan PLN. PLN menolak beli sekarang, namun pertumbuhan ke depan, kan,  harus diproyeksikan," ungkap nya.

Pencarian pembeli kontrak LNG dari Train III memang penting untuk memulai konstruksi Train III. Apalagi, BP Indonesia menginginkan adanya kepastian kontrak jual beli LNG terlebih dahulu sebelum konstruksi tahap awal tahun 2016.

Kepala Divisi Pengadaan BBM dan Gas PT PLN Chairani Rachmatullah menyanggah pernyataan Wiratmaja. Dia bilang, PLN masih berkomitmen membeli LNG dari Tangguh, dari 2015-2019, mencapai 12 kargo (1 kargo LNG= 145.000 m3 LNG) dan mulai 2019, bertambah menjadi 24 kargo per tahun karena ada tambahan dari Train III.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×