kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.907.000   -17.000   -0,88%
  • USD/IDR 16.235   -14,00   -0,09%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Pemegang lisensi Lawson, Midi Utama akan membangun 100 gerai Lawson


Senin, 19 Desember 2011 / 06:30 WIB
ILUSTRASI. Whatsapp. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Reporter: Arif Wicaksono | Editor: Edy Can

JAKARTA. PT Midi Utama Tbk (Alfamidi) semakin agresif melakukan ekspansi tahun depan. Perusahaan ritel ini akan menambah gerai jenis convinence store dengan Lawson. Tidak tanggung-tanggung, secara bertahap, jumlah gerai yang akan dibangun mencapai 100 gerai.

Suantopo Po, Finance Director dan Corporate Secretary Midi Utama menuturkan, gerai-gerai itu akan dibangun di sekitar Jabodetabek. Lokasi yang menjadi bidikan Lawson adalah lokasi yang sering menjadi tempat nongkrong orang muda sesuai target pasar Lawson, yakni berusia 18 tahun-40 tahun.

Rencananya, sebanyak 50 gerai akan dibangun pada semester satu tahun depan. Bertahap, gerai-gerai lain akan menyusul hingga genap 100 pada akhir tahun 2012.

Suantopo memperkirakan nilai investasi yang dibutuhkan untuk satu gerai mencapai Rp 2 miliar-3 miliar per satu gerai. Dengan demikian, total investasi yang diperlukan untuk 100 gerai tersebut berkisar antara Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar. Investasi gerai convenince store tersebut memang jauh lebih tinggi dari investasi membangun mini market konvensional seperti Alfamidi yang hanya Rp 500 juta-Rp 700 juta.

Sejak memperoleh lisensi Lawson pada pertengahan tahun 2011, hingga kini, Midi Utama telah mendirikan gerai Lawson sebanyak 10 unit di Jabodetabek. Rencana penambahan gerai juga terpicu penjualan di 10 gerai Lawson sangat bagus.

Tawarkan waralaba

Bisnis convinence store di Indonesia tampaknya memang lebih menjanjikan dibandingkan bisnis di Jepang. Jumlah Indonesia yang lebih banyak ketimbang penduduk Jepang menjadi salah satu alasan "Saya berharap Lawson bisa terus eksis di Indonesia," ungkap Takeshi Niinami, President dan Chief Executive Officer Lawson Inc.

Pujianto, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengatakan, pertumbuhan ritel modern kian pesat. Tahun 2011 perkiraan omzet ritel modern mencapai Rp 150 triliun atau naik 12% dari 2010 lalu. "Tiap tahun akan ada tren pertumbuhan yang serupa," kata Pujianto.

Menurutnya, tren convinence store merebak lantaran ada kenaikan pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang mencapai US$ 3.000 per tahun. Kedua, lantaran ada perubahan gaya hidup. Anak-anak muda cenderung memilih toko yang menyediakan makanan cepat saji lantaran bisa sekalian nongkrong. "Di Hong Kong dan Singapura lebih dahulu marak," katanya.

Suantopo menambahkan, jika bisnis ini terus bertumbuh, Midi Utama akan menjual kepada pihak ketiga dengan sistem waralaba. "Pada awal tahun 2013 kami bisa perkenalkan Lawson sebagai toko waralaba," ungkapnya.

Selain ekspansi gerai, pihaknya akan terus melengkapi berbagai produk baru untuk jenis makanan ringan, makanan cepat saji, minuman, dan produk yang kian beragam, baik yang berasal dari dalam negeri maupun impor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×