Reporter: Mona Tobing | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Kementrian Pertanian (Kementan) akan kembali menggalakkan gerakan nasional (gernas) untuk karet. Kementan akan mengusulkan dana sekitar Rp 2 triliun untuk melangsungkan program ini.
Gamal Nasir, Dirjen Perkebunan Kementan mengakui harga karet sejak awal tahun terus turun. Namun, produktivitas harus tetas dijaga. "Saat ini tanaman rakyat karet usianya sudah tua mencapai 25-30 tahun. Oleh karena itu akan kami usulkan pada periode kementrian selanjutnya untuk dana Rp 2 triliun gernas karet," ujar Gamal belum lama ini.
Memasuki pertengahan tahun ini, harga karet dunia terus melandai menjadi sekitar US$ 1,6 per kilogram (kg). Padahal awal tahun masih mencapai US$ 2,5 per kg.
Program gernas karet ini juga diyakini bisa meningkatkan daya saing. Sebelumnya, Suswono, Mentri Pertanian menjelaskan, Indonesia sulit menjadi price maker alias penentu harga meskipun menjadi salah satu negara penghasil karet terbesar di dunia.
Ketika harga turun dan pasar lesu, pemerintah dengan kapasitas saat ini seolah-olah menyarankan agar petani mengurangi produksi demi menjaga harga jual di pasar stabil.
Dengan program gernas, kondisi tersebut tidak perlu terjadi. Petani karet justru harus digenjot produktivitasnya. "Tugas pemerintah yang mencari pasar. Dalam kondisi harga karet jatuh, pemerintah daerah harus turun untuk mengamankan harga ditingkat petani saat jatuh," ujar Suswono. '
Lebih lanjut, Suswono mengimbau agar pemerintah daerah menyisihkan anggaran untuk membeli harga komoditas yang terbilang fluktuatif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News