Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Riset Perkebunan Nusantara (PT RPN) terus mendorong pengembangan industri kelapa nasional. Untuk itu, RPN mendorong pemerintah menerapkan kebijakan staregis dalam meningkatkan kapasitas produksi kelapa nasional.
Direktur Riset Perkebunan Nusantara, Iman Yani Harahap, mengatakan saat ini produk kelapa nasional mengalami penurunan produksi rata-rata 5.000 ton per tahun.
"Sementara perkebunan kelapa mengalami penyusutan sekitar 11.000 hektare per tahun," ujarnya kepada KONTAN, Rabu (23/7/2025).
Baca Juga: Pupuk Indonesia Pacu Modernisasi Industri Pupuk Nasional dengan Teknologi & Inovasi
Selain itu, ia mengatakan saat ini sekitar 98% areal perkebunan kelapa masih dimiliki masyarakat sementara korporasi hanya sekitar 2% saja. Untuk itu, perlu upaya serius dalam meningkatkan produksi kelapa nasional secara berkelanjutan.
Iman mengatakan, beberapa Waktu lalu, pihaknya menggelar Lokakarya Kelapa Nasional bertajuk “Kembalikan Kejayaan Industri Kelapa Indonesia” sebagai langkah strategis memperkuat sinergi lintas sektor dalam menghadapi tantangan dan menggali potensi besar kelapa sebagai komoditas unggulan nasional.
Pada kesempatan tersebut, Iman menyoroti berbagai persoalan yang menghambat industri kelapa, seperti rantai pasok yang belum efisien, rendahnya harga jual, dan minimnya penerapan Good Agricultural Practices (GAP).
Ia juga mencatat penurunan tahunan areal kebun kelapa sebesar 0,33% atau sekitar 11.000 ha dan penurunan produksi sebesar 0,18% atau sekitar 5.000 ton.
Baca Juga: Elnusa Petrofin Perkuat Peran dari Hulu hingga Hilir Energi Nasional 2024–2025
“Kolaborasi adalah kunci keberhasilan. PT RPN terbuka untuk bersinergi dengan semua pemangku kepentingan melalui semangat triple helix, pemerintah, akademisi, dan industri,” tegas Iman.
Sebagai bentuk komitmen kolaborasi, PT RPN menandatangani nota kesepahaman dan perjanjian kerja sama dengan sejumlah pihak, antara lain Dewan Kelapa Indonesia (Dekindo), PT Perkebunan Dewa Agri, NAM CSSTC, dan Asosiasi Petani Kelapa Indonesia (APKI), mencakup pelatihan, penelitian, hingga pengembangan bibit.
Pada kesempatan tersebut, Direktur Tanaman Semusim dan Tahunan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian, Baginda Siagian,menyampaikan komitmen pemerintah untuk mempercepat revitalisasi kelapa.
“Target kami adalah menyediakan benih dan sarana produksi untuk 1.900–2.000 hektare pada 2025 dan 134.000 hektare pada 2026. PT RPN akan menjadi komando dalam program ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Rumah Dampak DITIRO Hadir, Yayasan BUMN Dorong Inovasi Sosial Lintas Sektor
Diskusi pleno menghadirkan berbagai pandangan dari BPDP, Ditjen Perbenihan, Dekindo, PTPN 1, serta pelaku industri seperti PT Sambu Group dan PT Perkebunan Dewa Agri. Masukan berfokus pada integrasi hulu-hilir, pelepasan varietas unggul, diversifikasi produk, digitalisasi, dan pentingnya harga yang adil bagi petani.
Selanjutnya: Yuk Intip Ramalan Zodiak Keuangan, Karier & Kesehatan Besok Kamis 24 Juli 2025
Menarik Dibaca: Katalog Promo Hypermart Weekday hingga 24 Juli, Beli 1 Gratis 1 Jamur Enoki-Shimeji
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News