kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.095.000   7.000   0,34%
  • USD/IDR 16.417   -75,00   -0,45%
  • IDX 7.854   106,16   1,37%
  • KOMPAS100 1.101   16,96   1,56%
  • LQ45 805   9,90   1,25%
  • ISSI 268   3,89   1,47%
  • IDX30 417   5,18   1,26%
  • IDXHIDIV20 484   5,68   1,19%
  • IDX80 122   1,41   1,17%
  • IDXV30 133   1,64   1,25%
  • IDXQ30 135   1,48   1,11%

Pemerintah akan genjot pendapatan wisata bahari


Rabu, 01 Juni 2016 / 14:38 WIB
Pemerintah akan genjot pendapatan wisata bahari


Reporter: Agus Triyono | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Pemerintah berencana menggenjot pendapatan negara dari wisata bahari lebih besar lagi. Sampai saat ini, pendapatan dari sektor wisata bahari baru mencapai US$ 1 miliar. 

Arief Yahya, Menteri Pariwisata mengatakan, angka pendapatan ini jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan Malaysia.

Negeri Jiran tersebut per tahun bisa mendapatkan pendapatan sampai dengan US$ 8 miliar per tahun. "Jauh sekali, seperdelapannya," kata Arif, Rabu (1/6).

Arief mengatakan, pihaknya akan berusaha mengejar ketertinggalan penerimaan pendapatan tersebut. Untuk itu, pemerintah telah menempuh beberapa cara.

Pertama, mencabut izin masuk turis ke wilayah teretorial Indonesia (CAIT). "Hambatan itu selama ini hanya ada di kita," katanya.

Selain itu, mencabut Asas Cabotage yang mengatur kewajiban bahwa kapal yang beroperasi di perairan Indonesia harus berbendera dan berawak Indonesia di lima pelabuhan besar, yaitu Medan, Jakarta, Surabaya, Bali dan Makasar. 

Arief berharap upaya tersebut bisa meningkatkan penerimaan wisata di sektor bahari.

"Paling tidak US$ 4 miliar tercapai 2019," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×