kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.684.000   -8.000   -0,47%
  • USD/IDR 16.402   2,00   0,01%
  • IDX 6.646   113,79   1,74%
  • KOMPAS100 990   21,69   2,24%
  • LQ45 776   14,22   1,87%
  • ISSI 203   3,92   1,97%
  • IDX30 401   6,72   1,70%
  • IDXHIDIV20 483   8,87   1,87%
  • IDX80 112   2,06   1,87%
  • IDXV30 117   1,19   1,03%
  • IDXQ30 133   2,24   1,72%

Pemerintah akan Impor 200.000 Ton Daging, Anggota Komisi IV Layangkan Kritikan


Rabu, 12 Februari 2025 / 16:38 WIB
Pemerintah akan Impor 200.000 Ton Daging, Anggota Komisi IV Layangkan Kritikan
ILUSTRASI. Daging kerbau impor. ANTARA FOTO/Rony Muharrman/pd/18


Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Komisi IV DPR RI menyoroti kebijakan pemerintah yang kembali mengandalkan impor daging kerbau dan sapi untuk menjaga stok pangan menjelang Ramadan dan Lebaran. 

Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menyebutkan, keputusan ini bertentangan dengan visi Presiden Prabowo Subianto dalam mewujudkan swasembada pangan nasional yang seharusnya bertumpu pada produksi dalam negeri. 

Baca Juga: Pemerintah Menugaskan Impor 200.000 Daging

"Ketahanan pangan yang sejati hanya bisa dicapai jika kita mandiri dalam produksi. Asta Cita Ketahanan Pangan menuntut keberpihakan pada petani dan peternak lokal, bukan terus bergantung pada impor sebagai solusi instan," kata Johan dalam keteranganya tertulisnya, Rabu (12/2). 

Johan menilai, pemerintah harus berkomitmen memperkuat peternakan nasional agar Indonesia tidak terus menjadi pasar bagi daging impor. 

Menurutnya impor daging yang terus berulang menunjukkan lemahnya strategi jangka panjang dalam membangun kemandirian pangan. 

Untuk itu, pihaknya meminta kepada Badan Pangan Nasional (Bapanas) sebagai pengendali kebijakan pangan nasional untuk mengambil langkah lebih serius dalam memastikan produksi dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan nasional, tanpa terus mengandalkan impor. 

Baca Juga: Pemerintah Tugaskan BUMN Pangan Impor 200.000 Ton Daging Sapi dan Kerbau

"Peternak harus diberikan akses pakan murah, teknologi peternakan modern, serta jaminan harga jual yang menguntungkan. Jika ini tidak dilakukan, maka impor akan terus menjadi solusi jangka pendek tanpa ada penyelesaian struktural,” ujarnya. 

Johan mengingatkan dampak negatif impor daging bagi peternak kecil, yang semakin kehilangan daya saing akibat harga daging impor yang lebih murah.

“Beberapa dampak yang terjadi di lapangan antara lain Pertama Harga daging lokal tertekan, membuat peternak sulit menjual hasil ternaknya dengan harga wajar,” ungkap Johan.

Kemudian, minimnya dukungan infrastruktur peternakan, menyebabkan biaya produksi peternak lebih tinggi dibandingkan harga daging impor. 

Hal ini membuat peternak kecil semakin tersingkir dari pasar, sebab industri lebih memilih daging impor yang lebih murah dan memiliki rantai distribusi lebih efisien. 

Baca Juga: Masuk Neraca Komoditas 2025, Indonesia Bersiap Impor Daging Kerbau dari India

Diketahui, Pemerintah Indonesia berencana untuk mengimpor 200 ribu ton daging sapi dan kerbau dalam waktu dekat ini. Impor ini akan ditugaskan kepada BUMN pangan. Sementara 80 ribu ton daging lembu akan dilakukan oleh pelaku usuha umum. 

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyampaikan saat ini pemerintah tengah mempercepat keluarnya perizinan impor tersebut guna memastikan ketersediaan pangan, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri. Pasalnya hingga hari ini izin terkait impor tersebut belum terbit. 

"Ya kan ini lagi dibereskan semua (izin impor). Ini kan mau ga mau harus cepat, puasa soalnya sudah sebentar lagi," ujarnya, Minggu (9/2). 

Meski izin impor belumkeluar, Sudaryono memastikan distribusi daging pada saat puasa dan lebaran sudah akan berjalan dengan baik. 

Sudaryono bilang, tantangan penyediaan dan distribusi daging bukanlah hal baru bagi pemerintah Indonesia. Pasalnya hal ini terjadi setiap tahunnya. 

"Jadi ini tinggal kesiagapannya lag. Saya tidak ada masalah, jadi tinggal kita bisa melaksanakan dengan sebaik-baiknya terkait dengan kebutuhan tub bisa terdistribusi dengan baik," katanya.

Selanjutnya: Bos Multipolar Technology Buka Suara Soal Pergerakan Saham MLPT

Menarik Dibaca: Cek Harga Emas ANTAM dan Beli Lewat Aplikasi Ini! Dijamin Aman

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×