kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.924.000   -16.000   -0,82%
  • USD/IDR 16.295   0,00   0,00%
  • IDX 7.069   24,22   0,34%
  • KOMPAS100 1.030   7,41   0,72%
  • LQ45 797   1,70   0,21%
  • ISSI 227   3,06   1,37%
  • IDX30 416   -0,15   -0,04%
  • IDXHIDIV20 488   -3,49   -0,71%
  • IDX80 116   0,79   0,69%
  • IDXV30 119   1,25   1,05%
  • IDXQ30 135   -0,96   -0,71%

Menteri ESDM Bakal Resmikan Groundbreaking Ekosistem Baterai EV Senilai US$ 7 Miliar


Selasa, 03 Juni 2025 / 13:43 WIB
Menteri ESDM Bakal Resmikan Groundbreaking Ekosistem Baterai EV Senilai US$ 7 Miliar
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan akan segera memulai pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi pertama di dunia.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyatakan akan segera memulai pembangunan ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) terintegrasi pertama di dunia.

Bahlil mengungkapkan groundbreaking proyek senilai US$ 6 miliar - US$ 7 miliar akan dilakukan pada Juni 2025.

“Bulan Juni besok kita akan bikin groundbreaking pertama, investasi sekitar US$ 6 miliar - US$ 7 miliar. Ekosistem baterai mobil pertama di dunia dari hulu ke hilir,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (3/6).

Baca Juga: IBC Mulai Cari Investor Temani Huayou dalam Proyek Raksasa Ekosistem Baterai EV Titan

Proyek ini akan mencakup seluruh rantai pasok industri baterai EV, mulai dari pertambangan nikel, fasilitas pemurnian (smelter), teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL), hingga produksi prekursor, katoda, dan baterai sel.

Bahlil menjelaskan, Indonesia berkomitmen untuk menjaga nilai tambah sumber daya alamnya tetap berada di dalam negeri.

Ia mengungkapkan sejumlah negara Eropa sempat mengusulkan agar fasilitas produksi baterai sel dibangun dekat dengan pabrik mobil mereka. Namun, Indonesia menolak jika itu berarti mengorbankan hilirisasi di dalam negeri.

“Beberapa negara Eropa minta agar baterai selnya itu harus dibangun di dekat pabrik mobil. Ya aku bilang, silakan kalian bangun baterai sel, tetapi prokursor katoda di negara kami, tetap di kami, kami kirim ke kalian. Supaya ada win-win gitu loh,” katanya.

Baca Juga: Meski Cabut dari Proyek Titan, Hyundai Pastikan LG Tetap Lanjutkan Proyek Baterai EV

Menurut Bahlil, kerja sama yang adil berarti kedua belah pihak harus mendapatkan manfaat yang seimbang, bukan hanya satu pihak yang menikmati keuntungan sementara pihak lain menanggung beban.

“Supaya ada win-win gitu loh. Win-win itu fair, berdiri sama tinggi, duduk sama rendah. Bukan 70-30. Bukan di sana enak, di sini menderita. Nggak bisa begitu,” tegasnya.

Selanjutnya: Tsingshan Hentikan Produksi Stainless Stell di Indonesia, Ini Kata Kementerian ESDM

Menarik Dibaca: Samsung A35 Harga Juni 2025, Smartphone Punya Kamera yang Instagramable

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×