Reporter: Filemon Agung | Editor: Tendi Mahadi
Upaya mendorong demand listrik memang jadi salah satu fokus PLN ke depan, Wakil Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan salah satu langkah yang dilakukan yakni dengan meningkatkan layanan ke pelanggan.
"Saat ini 35 GW kita oversupply. Untuk itu kita bergeser dari supply driven ke demand driven makanya lebih meningkatkan pelayanan kepada pelanggan," terang Darmawan.
Merujuk draft Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2020-2029yang diterima Kontan.co.id, pembangunan proyek 35.000 MW kini telah beroperasi sebesar 6,8 GW, konstruksi 20,2 GW, yang telah kontrak namun belum konstruksi mencapai 6,8 GW, pengadaan sebesar 0,8 GW dan yang dalam tahapan perencanaan 0,7 GW.
Baca Juga: Investasi minerba tahun 2020 tak sampai 50% dari target, ini penyebabnya
"Dengan memperhatikan realisasi kebutuhan listrik yang lebih rendah maka rencana COD pembangkit tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan sistem," dikutip dari draft RUPTL 2020-2029.
Di sisi lain, sebelumnya pada pertengahan tahun 2020 pemerintah telah memastikan bakal ada pemunduran jadwal mega proyek 35.000 MW akibat dampak pandemi covid-19.
Mega proyek 35.000 MW sedianya ditargetkan rampung pada tahun 2025 namun mengalami pemunduran hingga 2029 mendatang. Merujuk draft RUPTL yang ada juga tercatat terjadi penurunan rencana kapasitas pembangkit menjadi 41,77 GW dari sebelumnya 56,4 GW.
Selanjutnya: Menteri ESDM tegaskan insentif pemerintah untuk proyek hilirisasi batubara
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News