Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah sepakat target lifting minyak tahun depan mencapai 775.000 barrel oil per day (BOPD). Target yang hampir sama dengan outlook produksi minyak tahun ini.
Biarpun begitu, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar menilai pemerintah tetap harus bekerja keras untuk mencapai target tersebut. Ini karena lapangan-lapangan minyak Indonesia merupakan lapangan tua yang tiap tahun cenderung mengalami decline (penurunan produksi alami).
"Ada keinginan dari DPR agar pemerintah dalam hal ini SKK Migas bekerja lebih giat lagi untuk capai lebih dari apa yang ada sekarang," kata Arcandra, Kamis (20/9).
Untuk bisa mencapai target tersebut, Arcandra bilang pemerintah sedang mencari cara agar bisa meningkatkan produksi lapangan-lapangan migas. Salah satu yang sudah berhasil adalah Lapangan Sukowati yang dioperatori oleh PT Pertamina EP.
"Kita semua harus kerja keras agar yang 775.000 bisa tercapai. Kan ada per KKKS itu bisa ada lagi tidak ruang untik improve itu. Contoh misalnya kemarin Sukowati kan improve banyak, mungkin ada tidak Sukowati-Sukowati yang lain," imbuh Arcandra.
Walau berencana untuk meningkatkan produksi lapangan minyak, namun Arcandra menegaskan tidak akan meningkatkan lagi produksi dari Blok Cepu. Arcandra beralasan produksi Blok Cepu yang saat ini dioperatori oleh ExxonMobil itu telah mencapai puncak produksi sebesar 205.000 BOPD hingga 210.000 BOPD.
Sementara blok minyak lainnya yaitu Blok Rokanyang berpotensi menyumbang kontribusi cukup besar bagi lifting minyak Indonesia malah fiptoyeksi akan mengalami penurunan produksi tahun depan. Arcndra menyebut Chevron hanya menyanggupi produksi minyak sebesar 180.000 BOPD di tahun 2019.
"Memang dari Chevron-nya sendiri produksinya segitu. Itu natural decline, bisa ditahan tidak? Ada caranya, ya lakukan investasi, mengebor,"kata Arcandra.