Reporter: Herlina KD |
JAKARTA. Selain masalah asesoris tabung gas yang tidak memenuhi standar, ledakan tabung gas yang terjadi akhir-akhir ini disinyalir akibat dari praktik pengoplosan gas elpiji 12 kg ke tabung gas 3 kg.
"Pengoplosan ini disinyalir karena adanya disparitas harga elpiji 3 kg dan 12 kg," kata Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Tekstil dan Aneka Kementerian Perindustrian Ansari Bukhari. Disparitas harga elpiji 3 kg dengan elpiji 12 kg seber Rp 1.600 per kg.
Karenanya, berdasarkan rapat koordinasi dengan Kementerian Kesejahteraan rakyat dan Dirjen Migas, ada beberapa opsi alternatif untuk menyesuaikan harga elpiji ini. Opsi pertama, harga elpiji 3 kg menyesuaikan dengan ahrga elpiji 12 kg. Kedua, harga elpiji 12 kg menyesuaikan harga elpiji 3 kg. Hasil diskusi memutuskan untuk memilih opsi pertama.
Untuk memutuskan penyesuaian disparitas ini, pekan depan akan diadakan rapat mengenai ini. Menko Kesra sudah menugaskan ESDM dan Pertamina untuk melakukan penghitungan. Kemungkinan, nantinya konsep untuk mengatasi disparitas harga ini akan mengikuti program raskin yang selama ini sudah dinilai positif.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News