kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.499.000   -40.000   -2,60%
  • USD/IDR 15.935   -60,00   -0,38%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pemerintah Bantah Ada Kaitan Program Biodiesel dengan Kelangkaan Minyak Goreng


Kamis, 17 Februari 2022 / 20:03 WIB
Pemerintah Bantah Ada Kaitan Program Biodiesel dengan Kelangkaan Minyak Goreng
ILUSTRASI. Stok MInyak Goreng di Retail Modern Besar: Tumpukan minyak goreng di sebuah Hypermarket, Depok, Jawa Barat, Senin (7/2). Pemerintah Bantah Ada Kaitan Program Biodiesel dengan Kelangkaan Minyak Goreng.


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana tidak sependapat dengan anggapan bahwa kelangkaan minyak goreng disebabkan oleh CPO yang mayoritas digunakan untuk program biodiesel.

"Menurut saya tidak begitu, program biodiesel kan sudah berjalan sejak 2008, dan kebutuhan minyak goreng juga ada sejak awal. Memang dua-duanya juga tumbuh, dan produksi CPO juga tumbuh," kata Dadan saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (17/2).

Maka Dadan menyebut bahwa tidak ada istilah tarik menarik antara CPO bagi industri pangan terutama minyak goreng dengan kebutuhan untuk biodiesel.

Kemudian soal program B30, Dadan menyampaikan tahun ini ditargetkan mampu mencapai 10,1 juta kiloliter.

Baca Juga: Kemendag Bakal Membawa ke Ranah Hukum Para Penimbun Minyak Goreng

Sebelumnya, Ekonomi Senior Faisal Basri menyebut, polemik minyak goreng lantaran adanya kebijakan yang kurang tepat dari pemerintah. Sehingga membuat penyerapan CPO yang tadinya didominasi oleh industri pangan termasuk minyak goreng, kini bergeser ke industri biodiesel.

Hal tersebut lantaran adanya kebijakan B20 dan B30. Dimana dalam program biodiesel dialokasikan subsidi yang bersumber dari  Badan Pengelola Dana Perkebunan Sawit (BPDPKS).

Produsen CPO dinilai Faisal akan lebih memilih menjual CPO mereka ke perusahaan biodiesel ketimbang perusahaan minyak goreng, lantaran harga jual CPO ke pasar biodiesel domestik lebih tinggi daripada dijual ke perusahaan minyak goreng.

Baca Juga: Holding PTPN Lakukan Operasi Pasar untuk Atasi Lonjakan Harga Minyak Goreng

"CPO jual ke perusahaan minyak goreng harganya harga domestik tapi kalau jual ke perusahaan biodiesel dapatnya harga internasional ya otomatis pilih biodiesel, dan siapa itu yang buat seperti itu? ya pemerintah. Jadi biang keladi yang bikin kisruh minyak goreng ini adalah pemerintah karena meninabobokan pabrik biodiesel," tegas Faisal dalam live Gelora TV, Rabu (16/2).



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×