kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   -27.000   -1,39%
  • USD/IDR 16.830   -10,00   -0,06%
  • IDX 6.400   -41,63   -0,65%
  • KOMPAS100 918   -5,59   -0,61%
  • LQ45 717   -5,96   -0,82%
  • ISSI 202   0,24   0,12%
  • IDX30 374   -3,30   -0,87%
  • IDXHIDIV20 454   -4,95   -1,08%
  • IDX80 104   -0,73   -0,70%
  • IDXV30 110   -1,18   -1,06%
  • IDXQ30 123   -1,18   -0,95%

Pemerintah Berencana Genjot Impor Migas dari Amerika Serikat, Ini Untung Ruginya


Selasa, 08 April 2025 / 17:04 WIB
Pemerintah Berencana Genjot Impor Migas dari Amerika Serikat, Ini Untung Ruginya
ILUSTRASI. Pemerintah Indonesia berencana meningkatkan impor minyak dan gas (migas) berupa liquefied petroleum gas (LPG) dan liquefied natural gas (LNG) dari Amerika Serikat (AS) KONTAN/Cheppy A. Muchlis/19/05/2019


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Putri Werdiningsih

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia berencana meningkatkan impor minyak dan gas (migas) berupa liquefied petroleum gas (LPG) dan liquefied natural gas (LNG) dari Amerika Serikat (AS).

Langkah ini merespon situasi ekonomi global, khususnya kebijakan ekonomi-politik Presiden AS yang mengenakan tarif resiprokal kepada Indonesia sebesar 32%. Pemerintah akan memilih jalur negosiasi dengan meningkatkan kinerja impor dari negeri Paman Sam tersebut.

Menteri Koordinator  Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan peluang negosiasi dengan meningkatkan impor dari AS diharapkan bisa merelaksasi tarif impor yang diberikan oleh AS. Peluang meningkatkan impor dari AS juga sejalan dengan data neraca perdagangan AS ke Indonesia yang masih defisit mencapai US$ 17,88 miliar pada 2024.

Rencananya, pemerintah akan meningkatkan impor produk minyak dan gas dari AS oleh Pertamina. 

"Dengan pembicaraan dengan menteri ESDM, juga kita arahan Presiden, kita bisa membeli LPG dan LNG dari AS," kata Airlangga di Jakarta, Selasa (8/4).

Baca Juga: Negosiasi Tarif dengan Trump, Pemerintah akan Kerek Impor Gandum dan Migas dari AS

Secara terpisah, Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero), Fadjar Djoko Santoso mengaku masih menunggu arahan dari pemerintah terkait kebijakan meningkatkan impor migas dari AS.

"Kami tunggu arahan pemerintah," kata Fadjar kepada Kontan, Selasa (8/4).

Adapun, rencana pemerintah meningkatkan impor migas dari AS ini disikapi hati-hati oleh Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas (Aspermigas). Ketua Komite Investasi Aspermigas Moshe Rizal mengatakan, impor migas dari AS sah-sah saja selama memberikan manfaat ekonomi nyata bagi Indonesia. Namun, ia menegaskan pemerintah harus tetap mengedepankan kepentingan dalam negeri.

“Selalu saya tekankan, prioritaskan kepentingan negara kita. Maksimalkan produksi dalam negeri dulu. Jangan sampai kita kembali menghadapi masalah seperti kasus LNG atau impor BBM sebelumnya,” ujar Moshe kepada Kontan, Selasa (8/4).

Moshe memahami strategi pemerintah dalam negosiasi tarif dengan AS, termasuk upaya memperkecil defisit perdagangan yang menjadi alasan pengenaan tarif oleh AS terhadap barang-barang Indonesia. Salah satu cara mengurangi tekanan tarif adalah dengan meningkatkan impor dari AS.

“Amerika melihat defisit perdagangannya terhadap Indonesia dan mengkonversinya jadi alasan pengenaan tarif. Nah, cara menurunkannya ada dua: kita impor lebih banyak dari mereka, atau kita kurangi ekspor ke mereka. Meningkatkan impor migas adalah satu opsi,” katanya.

Baca Juga: Pasokan Gas Bumi Turun Akibat Natural Decline, Impor Jadi Opsi Ketahanan Energi

Namun, Moshe mengingatkan agar langkah ini tidak mengorbankan kedaulatan energi nasional. Ia menyarankan agar pemerintah tetap fokus pada penguatan produksi migas dalam negeri serta memperkuat tata kelola impor agar tidak terulang persoalan hukum di kemudian hari.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi Pertambangan (Pushep) Bisman Bakhtiar menambahkan, opsi meningkatkan impor migas dari AS sebagai upaya negosiasi tarif Trump merupakan langkah baik. Pemerintah harus serius dan intensif melobi pihak AS agar bisa bekerja sama.

Mengacu pada data Badan Pusat Statistik (BPS), impor migas Indonesia dari Amerika Serikat menunjukkan tren yang fluktuatif. Pada 2022, nilai impor migas dari Negeri Paman Sam tercatat sebesar US$ 2,29 miliar atau sekitar Rp 38,83 triliun (dengan asumsi kurs Rp 16.897 per US$). Angka tersebut mengalami penurunan pada 2023 menjadi US$ 2,05 miliar atau Rp 34,73 triliun.

Namun, pada 2024 terjadi kenaikan tipis menjadi US$ 2,09 miliar atau Rp 35,4 triliun. Sementara itu, untuk Januari 2025 saja, impor migas dari AS telah mencapai US$ 869 juta atau setara Rp 14,81 triliun.

Selanjutnya: Sri Mulyani Sebut Perhitungan Kebijakan Resiprokal Trump Sulit Dipahami

Menarik Dibaca: Cuaca Besok, Jogja dan Sekitarnya Kompak Diguyur Hujan Pukul 10 Pagi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×