Reporter: Oginawa R Prayogo | Editor: Asnil Amri
JAKARTA. Wacana untuk melakukan pengurangan jumlah operator telepon seluler (ponsel) di Indonesia terus menguat. 10 operator ponsel yang ada saat ini, dianggap kebanyakan dan tidak baik juga untuk bisnis tersebut.
Heru Sutardi, Pengamat Telekomunikasi dan Mantan Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) mengatakan, banyak jumlah operator ponsel membuat bisnis berjalan tidak sehat. Bahkan dia bilang operator tersebut juga merugi dalam menjalankan bisnisnya.
"Tahun 2012 lalu, Bakrietel rugi Rp 3 triliun, Smart rugi Rp 1 triliun, dan Indosat juga turun keuntungannya," jelas Heru kepada KONTAN, Rabu (10/7). Menurut Heru, idealnya bisnis operator hanya ada 4 - 5 operator saja.
Maka dari itu, jika ada operator yang mau melakukan konsolidasi seperti akuisisi dan merger pemerintah harus memudahkan proses tersebut. "Pemerintah harus kasih insentif seperti pemotongan BHP (Biaya Hak Penyelenggaraan) Telekomunikasi. Ya intinya dipermudah (proses konsolidasi)," jelas Heru.
Seperti diketahui, saat ini PT XL Axiata Tbk (EXCL) berencana melakukan merger dengan PT Axis Telekom Indonesia (Axis). Proses merger tersebut sudah di tahap konsultasi di Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
Gatot S. Dewabroto, Juru Bicara Kemkominfo mengatakan, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke pasar untuk proses konsolidasi antar operator ponsel tersebut, termasuk rencana antara XL dan Axis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News