kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.326.000 1,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah diminta optimalkan Dewan Ketahanan Pangan jamin stok di tengah pandemi


Selasa, 28 April 2020 / 16:44 WIB
Pemerintah diminta optimalkan Dewan Ketahanan Pangan jamin stok di tengah pandemi
ILUSTRASI. Aktivitas penjualan sayur mayur di kawasan pecinan, Glodok, Jakarta, Jumat (17/04). Pemerintah diminta optimalkan Dewan Ketahanan Pangan untuk jamin stok di tengah pandemi. KONTAN/Fransiskus Simbolon


Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Tendi Mahadi

Di peternakan antara lain surplusnya produksi ayam ras sehingga harga di peternak jatuh. Saat ini industri pembibitan ayam ras dan BUMN diminta melakukan pembelian kelebihan ayam tersebut agar harga di peternak mengalami kenaikan. Di sektor perikanan juga mengalami hal yang sama, serapan pasar atas hasil tangkapan nelayan menurun sehingga harganya anjlok.

Sedangkan beras, justru mengalami kenaikan harga si pasar saat ini pada kisaran Rp 11.000 - 12.000 per kg beras medium. Selain karena permintaan tinggi, ini akibat penurunan produksi pada pada kuartal pertama ini. Menurut data Biro Pusat Statistik (BPS), luas panen padi pada periode Januari – April 2020 diproyeksikan seluas 3,8 juta hektar, dengan hasil Produksi Gabah Kering Giling (GKG) sebanyak 19,95 juta ton (produksi beras 11,43 juta ton). 

Baca Juga: Presiden Jokowi: Beberapa daerah defisit beras, cabe, bawang, gula dan telur

Konsumsi beras nasional pada periode sama mencapai 9,97 juta ton. Masih terdapat surplus beras 1,46 juta ton, namun ini hanya sepertiga dari surplus beras periode yang sama tahun lalu yang mencapai 5,07 juta ton. 

Produksi padi tahun ini menurun tajam dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 14,97 juta ton beras (25,8 juta ton GKG). Meski begitu cadangan beras dalam posisi aman, hingga bulan Juni 2020 diperkirakan akan surplus 1,8 juta ton. Namun, bila tidak meningkatkan produksi setelah Juni 2020 perlu kebijakan untuk menambah cadangan beras.

Kelangkaan stok terjadi pada gula. Harga gula mengalami kenaikan tajam dari Rp 14.600 per kg menjadi Rp 18.400 per kg, naik 36 persen (23 April 2020), bahkan langka di pasar modern dan pasar tradisional. Produksi gula pada 2019 sebesar 2,23 juta ton, diperkirakan mengalami kenaikan pada 2020. 

Baca Juga: Hore, produksi migas Pertamina Hulu Mahakam di kuartal I-2020 lampaui target

Sedangkan konsumsi gula konstan pada kisaran 6 juta ton per tahun. Untuk memenuhi kebutuhan gula selama ini dilakukan impor. Namun pada 2020 terjadi keterlambatan keputusan impor dan alokasi impor GKM (Gula Kristal Mentah) untuk industri gula rafinasi, menjadi tantangan fleksibilitas izin impor gula mentah dan gula putih (GKP). “Titik kritis ketersediaan gula terjadi pada April-Mei-Juni 2020,” ujar Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian UNILA Bustanul Arifin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×