Reporter: Muhammad Julian | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaku usaha keramik mengeluhkan gempuran impor produk ubin keramik dari Tiongkok. Asosiasi Aneka Keramik Indonesia (Asaki) berharap, pemerintah dapat segera menerapkan kebijakan anti dumping terhadap ubin keramik asal China setidaknya pada akhir tahun 2023 ini.
“Selain berkaitan timing, juga dibutuhkan besaran % antidumping yang tepat yakni minimal 100% seperti yang dilakukan beberapa negara seperti Meksiko dan Amerika Serikat (AS),” ujar Ketua Umum Asaki Edy Suyanto kepada Kontan.co.id, Rabu (26/7).
Ia menyebut, negara-negara maju di Uni Eropa dan Negara Timur Tengah juga telah menerapkan kebijakan anti dumping dengan besaran rata-rata di atas 70%.
Maret 2023 lalu, Komite Anti Dumping Indonesia (KADI) telah memulai penyelidikan anti dumping terhadap impor produk ubin keramik dari Tiongkok. Penyelidikan tersebut dilakukan terhadap ubin keramik yang termasuk dalam pos tarif 6907.21.24, 6907.21.91, 6907.21.92, 6907.21.93, 6907.21.94, 6907.22.91, 6907.22.92, 6907.22.93, 6907.22.94, 6907.40.91, dan 6907.40.92 sesuai Buku Tarif Kepabeanan Indonesia (BTKI) 2022.
Baca Juga: Indeks Manufaktur Mei 2023 Anjlok, Pengusaha Keramik Tekankan Hal ini ke Pemerintah
Penyelidikan tersebut merupakan tindak lanjut dari permohonan Asaki mewakili tiga perusahaan yaitu PT Jui Shin Indonesia, PT Satyaraya Keramindoindah, dan PT Angsa Daya. Permohonan diajukan Asaki sebagai perwakilan industri dalam negeri.
Setelah meneliti dan menganalisis berkas permohonan tersebut, KADI menemukan bahwa terdapat indikasi impor produk ubin keramik yang diduga dumping, kerugian material bagi pemohon, serta hubungan kausal antara kerugian pemohon dan impor produk ubin keramik dumping yang berasal dari negara yang dituduh.
Importasi ubin dari Tiongkok pun, diduga Asaki menjadi salah satu biang kerok dari lesunya kinerja industri keramik di paruh pertama 2023, selain juga karena faktor lain seperti rendahnya permintaan keramik untuk proyek-proyek pemerintah dan lain-lain.
Asal tahu, Asaki mencatat bahwa utilisasi produksi keramik menyusut dari semula 78% di tahun 2022 menjadi 73% di semester I 2023. Itulah sebabnya, Asaki lantas memasang target yang lebih konservatif tahun ini.
“Setelah melihat perkembangan pasar dan kinerja semester I yang lalu, Asaki merevisi target Sales dan tingkat Utilisasi untuk tahun 2023 ini. Target sales 2023 ini sekitar 420 juta m2 dengan tingkat utilisasi 75%,” ujar Edy.
Belum ketahuan seperti apa kelanjutan penyelidikan anti dumping terhadap ubin keramik impor asal Tiongkok sejauh ini. Kontan.co.id sudah mencoba menghubungi pihak KADI melalui sambungan telepon pada Kamis (27/7), namun belum membuahkan hasil.
Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil (IKFT) Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Ignatius Warsito mengatakan bahwa kajian terhadap dugaan anti dumping keramik Tiongkok masih berjalan.
“Masih dikaji,” kata Ignatius ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (27/7).
Baca Juga: Kenaikan Harga Gas Dikhawatirkan Mengurangi Daya Saing Industri Keramik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News