kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah Harus Bijaksana Memutuskan Nasib Inalum


Senin, 03 Agustus 2009 / 18:50 WIB


Reporter: Nurmayanti | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA.Ketua Otoritas Asahan Effendi Sirait, meminta, pemerintah bijaksana dalam memutuskan nasib Inalum ke depan. Hal ini mengingat potensi perusahaan patungan itu tidak hanya sebagai produsen alumunium saja, tapi juga sumber energi bagi Provinsi Sumatera Utara. Karena potensinya itulah, Effendi menyarankan sebaiknya mengambil alih pengelolaan Inalum. "Perusahaan ini sudah mulai memberikan keuntungan bagi negara. Jadi sangat sayang bila diserahkan ke pihak lain, apalagi ke Jepang lagi,” kata Effendi.

Menurut Effendi, pada 2008, Inalum mampu membukukan laba bersih sebesar US$ 85 juta dari total penjualan sebesar US$ 548 juta. Pada tahun ini, perseroan menargetkan pendapatan bersih pada akhir 2009 mencapai US$ 66 juta. Target ini seiring dengan perolehan laba perusahaan setiap bulan di kisaran US$ 6 juta hingga US$ 9 juta.

Inalum berdiri pada 1975. Dalam proses pembangunan Inalum, pemerintah Indonesia menggandeng konsorsium raksasa Jepang yang terdiri atas tujuh perusahaan multinasional. Dalam perkembangannya, Nippon Asahan Alumunium atau konsorsium perusahaan Jepang menguasai 60% saham Inalum. Dengan kerjasama ini, Inalum berkewajiban mengekspor 60% hasil produksinya ke negara lain terutama Jepang. Dengan besaran 135.000 ton alumunium per tahun, atau 60% dari total kapasitas produksi Inalum yang mencapai 225.000 ton.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×