kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah kaji 203 bendungan untuk PLTA


Kamis, 27 November 2014 / 19:11 WIB
Pemerintah kaji 203 bendungan untuk PLTA
ILUSTRASI. Promo Superindo Hari Ini Periode 12-15 Juni 2023 di Superindo Terdekat.


Reporter: Benedictus Bina Naratama | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPera) sedang mengkaji 203 bendungan di seluruh Indonesia untuk juga difungsikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Rencananya, kajian terhadap ratusan bendungan ini rampung pada bulan Desember.

Hasil dari kajian ini akan memberitahu kelayakan pembangunan PLTA di masing-masing bendungan buatan PU. "Sekarang kami lagi mengkaji bisa tidak jika dibangun PLTA di bendungan itu. Akhir Desember ini kita akan tahu bendungan ini kapasitasnya berapa dan mempunyai potensi berapa," ujar Mudjiadi,  Direktur Jenderal Sumber Daya Air KemenPUPera, Kamis (27/11).

Kajian itu akan melihat kelayakan bendungan dipasangi Penstok Turbin PLTA, kapasitas air, dan pertimbangan faktor ekonomis pembangunan PLTA di bendungan tersebut.

Setelah ditentukan bendungan yang layak untuk PLTA, barulah ditawarkan kepada investor yang berminat untuk membangun PLTA, baik kepada BUMN maupun swasta.

Saat ini KemenPUPera memiliki empat bendungan yang siap dibangun PLTA. Kempat bendungan tesebut berada di sekitar Sungai Berantas, Jawa Timur, yaitu di Lodoyo, Karangkates 3, Karangkates 4, dan Kesamben.

Mudjiadi menjelaskan, biaya pembangunan PLTA dihitung kapasitas listrik yang dapat dihasilkan. "Jadi kira-kira taksiran kasarnya, 1 Megawatt kira-kira $ 2 juta. Tapi ini masih bisa berubah tergantung letak bendungannya dimana," tuturnya.

Menteri KemenPUPera, Basuki Muljono menuturkan saat ini Ditjen Sumber Daya Air dan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian sedang menggodok Peraturan Presiden (Perpres) yang menugaskan BUMN untuk membangun PLTA di bendungan. Hal ini dimaksudkan agar pembangunan PLTA tidak dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Penugasan pembangunan PLTA kepada BUMN tersebut dikarenakan PLTA memiliki pendapatan sehingga bisa menarik investor untuk membangun. "Kalau PLTA pasti memiliki revenue yang menarik, untuk itu kami ingin mengajak para investor dari BUMN melalui pembuatan Perpres tersebut," ujar Basuki.

Indonesia menyimpan potensi sumber daya air untuk PLTA yang besar, sekitar 75 Gigawatt. Pemanfaatan sumber daya air tersebut belum optimal. Padahal Indonesia memiliki potensi Sumber daya air sebesar 3.900 Miliar Meter kubik per tahun atau terbesar ke 5 di dunia. "Untuk memaksimalkan potensi sumber daya air Indonesia, bendungan-bendungan yang ada maupun yang akan dibangun harus bisa mutipurposes. Salah satunya sebagai PLTA," tandas Basuki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×