Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah kini tengah mengkaji kemungkinan pemberlakuan keringanan tagihan listrik bagi kelompok pelanggan diluar pelanggan 450 VA dan 900 VA bersubsidi.
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Rida Mulyana dalam video conference dengan awak media menuturkan saat ini pemerintah tengah mengkaji opsi pemberian stimulus bagi sektor lain. "Terus terang, saat ini kita masih mengkaji opsi pemberian sektor lain termasuk bagi sektor industri, kami belum tahu dinamika ke depan seperti apa," ujar Rida, Rabu (1/4).
Baca Juga: Kementerian ESDM: Pemberian subsidi listrik kepada masyarakat berpotensi berlanjut
Rida menambahkan, pihaknya terus berupaya agar dapat memberikan bantuan dengan skenario terbaik khususnya dari sektor ketenagalistrikan. Ia menambahkan, pemerintah menaruh fokus pada beberapa sektor seperti industri kecil menengah dan pelanggan industri dengan orientasi eskpor.
Hingga saat ini, sebut Rida, pemerintah terus melakukan survey demi menerima masukan mengenai kemungkinan pemberian manfaat yang sama kepada golongan pelanggan lain. "Kita lagi cari masukan, keluhan dari lapangan. Contohnya sudah ada pelanggan industri yang meminta penangguhan pembayaran. Kita antisipasi itu semua," tutur Rida.
Disisi lain, kondisi pandemi corona turut berdampak pada asumsi pertumbuhan listrik oleh pemerintah. Rida tak menampik pertumbuhan listrik yang didasarkan pada pertumbuhan ekonomi berpotensi untuk direvisi.
Baca Juga: Begini skema keringanan tagihan listrik bagi pelanggan 450 VA dan 900 VA bersubsidi
Kendati demikian, ia belum bisa mengemukakan seberapa besar asumsi pertumbuhan listrik akan berubah akibat pandemi corona. "Tentu saja kita harus koreksi karena merupakan bukti dari pertumbuhan ekonomi. Tapi beri kami waktu untuk mengkaji perubahannya karena sangat cepat," jelas Rida.
Dalam catatan Kontan.co.id, Menteri ESDM Arifin Tasrif bilang wabah corona juga berpotensi mempengaruhi pertumbuhan konsumsi kelistrikan. "(Konsumsi listrik) kemungkinan bisa lebih rendah, tapi tahun ini masih berjalan," jelas Arifin di kantornya, Jumat (6/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News