kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   -19.000   -0,98%
  • USD/IDR 16.341   27,00   0,17%
  • IDX 7.544   12,60   0,17%
  • KOMPAS100 1.047   -4,04   -0,38%
  • LQ45 795   -5,29   -0,66%
  • ISSI 252   0,56   0,22%
  • IDX30 411   -3,03   -0,73%
  • IDXHIDIV20 472   -7,09   -1,48%
  • IDX80 118   -0,54   -0,46%
  • IDXV30 121   -0,69   -0,57%
  • IDXQ30 131   -1,32   -1,00%

Pemerintah kekeuh impor jagung


Kamis, 03 Juli 2014 / 15:07 WIB
Pemerintah kekeuh impor jagung
ILUSTRASI. Kue Valentine buatan sendiri bisa jadi ide hadiah Valentine terbaik yang bisa Anda pilih tanpa batasan usia dan gender


Reporter: Mona Tobing | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Sekalipun Badan Pusat Statistik (BPS) melansir data kenaikan produksi jagung. Namun, Kementerian Pertanian (Kementan) tidak berencana untuk mengurangi kran impor jagung.

Kementan beralasan kenaikan produksi jagung terbilang tipis dan belum mampu memenuhi kebutuhan jagung dalam negeri. Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), angka ramalan (aram) I produksi jagung lokal tahun ini akan mencapai 18,55 juta ton pipilan kering, atau naik tipis 0,20% dibandingkan realisasi produksi tahun lalu sebanyak 18,51 juta ton pipilan kering.

Wakil Mentri Pertanian, Rusman Heriawan mengatakan selain untuk pakan ternak jagung juga dikonsumsi oleh industri rumah tangga. Berbeda dengan beras yang bisa ditekan untuk tidak impor karena beras jarang digunakan untuk pakan ternak.

"Persoalannya distribusi jagung tidak merata. Sehingga kerap terjadi kelangkahan. Sentranya jauh dari pasar dan distribusinya tidak berjalan lancar," kata Rusman kemarin (2/7).

Jadi, meskipun terkesan surplus tapi faktanya jagung masih impor. Plus, kenaikan produksi jagung terbilang kecil padahal kebutuhan pakan meningkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×