kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.543.000   4.000   0,26%
  • USD/IDR 15.838   -98,00   -0,62%
  • IDX 7.384   -108,06   -1,44%
  • KOMPAS100 1.138   -20,96   -1,81%
  • LQ45 901   -18,70   -2,03%
  • ISSI 224   -1,86   -0,82%
  • IDX30 463   -11,32   -2,38%
  • IDXHIDIV20 560   -12,38   -2,16%
  • IDX80 130   -2,40   -1,81%
  • IDXV30 139   -1,66   -1,18%
  • IDXQ30 155   -3,12   -1,97%

Pemerintah lepas varietas padi Inpari 13


Kamis, 31 Maret 2011 / 06:43 WIB
Pemerintah lepas varietas padi Inpari 13
ILUSTRASI. Nasabah menggunakan anjungan tunai mandiri Bank BRI Jakarta, Selasa (12/5). PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk menyiapkan layanan operasional jelang Lebaran Idul Fitri tahun ini. BRI menyediakan uang tunai Rp 37,2 triliun serta memastikan kesiapan ja


Reporter: Petrus Dabu | Editor: Djumyati P.

JAKARTA. Kementerian Pertanian melepaskan varietas padi tahan hama yaitu Inpari13. Varietas ini memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan jenis lain. Rata-rata hasil panen 6,5 hingga 10 ton per hektare.

“Kita berharap kontribusi padi Inpari 13 terhadap surplus bisa signifikan, karena produksi padi ini bisa mencapai 6,5 ton sampai 10 ton per hektare atau di atas rata-rata produksi padi jenis Ciherang maupun IR64,” kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian Haryono di Jakarta.

Data Balitbang menunjukkan saat ini luas areal padi mencapai 12,8 juta hektare dengan dominasi padi jenis Ciherang sebesar 47 persen, dan sisanya IR 64 dan puluhan padi varietas lain. Dengan tingkat produktivitas tinggi, kata Haryono, padi Inpari ditargetkan akan menggeser varietas padi jenis Ciherang yang rata-rata produksinya hanya 6 ton dan padi IR 64 yang produksinya hanya 5 ton per hektare.

Saat ini, kata Haryono padi Inpari 13 sudah dikembangkan di beberapa kota di antaranya Aceh, Medan, Sulawesi dan Tulung Agung. Dari pantauan di lapangan, katanya, petani mencari padi varietas ini karena tingkat panen yang dihasilkan per hektarenya lebih tinggi.

Untuk itu, Balitbang Kementerian Pertanian menginstruksikan kepada Balai Besar Padi menyediakan benihnya di Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBPTP) di 32 Provinsi agar bisa digunakan petani.

“Hasil penelitian kita tingkat loses Inpari 13 hanya 0,23 persen dan rontokan sebesar 0,25 persen. Angka itu jauh lebih kecil dibandingkan data BPS untuk padi jenis lain seperti Ciherang dan IR 64. Total potensi penyelamatan hasil panennya bahkan bisa mencapai 2,07 persen,” ujarnya.

Keunggulan lainnya, varietas ini tahan serangan hama wereng batang cokelat biotipe I, II dan III, dan mampu bertahan di lahan tadah hujan atau lahan kering.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×