Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) masih mengkaji kemungkinan pemberian insentif lain terkait hilirisasi batubara menjadi Dimethyl Ether (DME) sebagai substitusi dari Liquefied Petroleum Gas (LPG).
"Pemerintah sedang mengkaji kemungkinan pemberian insentif non-fiskal melalui penetapan kawasan ekonomi khusus (KEK) agar proyek ini lebih menarik secara investasi. Tapi aturannya masih dalam tahap pembahasan lintas kementerian," kata Sekretaris Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian ESDM Siti Sumilah Rita Susilawati saat dihubungi Kontan, Selasa (21/10/2025).
Meski begitu, Rita bilang, sampai saat ini belum ada aturan baru yang secara spesifik mengatur tambahan insentif untuk proyek DME.
"Ini selain yang sudah ditetapkan sebelumnya berupa royalti batu bara 0% untuk volume yang digunakan dalam produksi DME," kata dia.
Baca Juga: PTBA Sediakan 800 Juta Ton Batubara untuk Hilirisasi, DME 5-6 Juta Ton Per Tahun
Untuk diketahui, pemerintah memang telah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja, yang disahkan pada 30 Desember 2022. Di dalamnya terdapat potensi diterapkannya royalti 0% bagi penambang batubara yang melakukan hilirisasi.
Rita melanjutkan, adapun terkait target penggantian LPG, proyek DME memang diharapkan menjadi salah satu solusi jangka panjang untuk mengurangi ketergantungan impor LPG. Namun rencana detail dan timeline implementasinya belum disusun secara final.
"Saat ini fokus pemerintah masih pada penyelesaian studi kelayakan dan penyiapan skema keekonomian proyek agar dapat berjalan secara berkelanjutan," kata dia.
Sebelumnya, dalam catatan Kontan, Menteri ESDM sekaligus Ketua Satuan Tugas (Satgas) Hilirisasi Bahlil Lahadalia telah melaporkan data pra studi (pra fs) 18 proyek hilirisasi kepada Danantara.
Adapun, terdapat enam proyek DME yang masuk kedalam sub-proyek hilirisasi sektor minerba dari total 18 proyek hilirisasi yang telah diajukan pada Selasa (22/07) lalu.
Adapun, khusus DME, target pembangunan proyek tersebar di enam daerah potensial Indonesia, dengan daftar sebagai berikut:
- Bulungan, Kalimantan Utara
- Kutai Timur, Kalimantan Timur
- Kota Baru, Kalimantan Selatan
- Muara Enim, Sumatra Selatan
- Pali, Sumatera Selatan
- Banyuasin, Sumatera Selatan
Dalam perhitungan Satgas Hilirisasi, jika keenamnya dibangun, maka memerlukan total investasi senilai Rp 164 triliun.
Baca Juga: Bukit Asam (PTBA) Targetkan Hilirisasi Batubara Jadi DME Dilaksanakan Tahun Depan
Selanjutnya: Prabowo Terima Kunjungan Delegasi Persatuan Emirat Arab, Bahas Soal ini
Menarik Dibaca: Khawatir Terhadap Penampilan Fisik? Duh, Jangan Sampai Berlebihan
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News