Reporter: Bernadette Christina Munthe | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Badan Meteorologi , Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan cuaca dan iklim pada kuartal terakhir 2011 hingga semester pertama tahun 2011 masih relatif stabil daripada tahun lalu. Hujan diperkirakan akan mengguyur sebagian besar Sumatera bagian Utara pada September. Wilayah Jawa, Kalimantan dan Sulawesi diperkirakan akan bisa menikmati hujan pada Oktober mendatang.
BMKG memperkirakan hujan akan berlangsung normal di 267 zona musim atau 78,07% wilayah Indonesia. Kepala Pusat Iklim Agroklimat dan Iklim Maritim Nurhayati mengatakan potensi gangguan cuaca sangat kecil.
“Hasil pantauan kami, aktivitas El Nino lemah, sementara La Nina lemah sehingga hujan akan mulai terjadi pada Oktober dan November lebih tinggi lagi,” kata Nurhayati dalam konferensi pers Prakiraan Musim Hujan 2011/2012 di Kantor Pusat BMKG, Jakarta, Selasa(13/9).
Koordinator Wilayah Jawa Timur Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Sukoco mengatakan perkiraan ini tentu menjadi kabar baik bagi para produsen cabai. Soalnya, dengan siklus ini, musim tanam cabai kembali normal dan hujan di bulan Oktober bisa meredam perkembangbiakan hama tungau yang menyerang tanaman cabai.
Namun Sukoco mengingatkan pemerintah harus sigap untuk memberitahukan kepada petani mengenai permulaan musim penghujan ini agar petani tidak kehilangan momen menanam. Apalagi 40% petani cabai masih berupa perkebunan tadah hujan yang mengandalkan hujan.
Jika musim penghujan dimulai awal Oktober, para petani cabai perlu diberi tahu sejak awal September karena mereka membutuhkan waktu 25 hari hingga 30 hari untuk menyemai bibit hingga bibit siap dipindahkan. Artinya jika mereka baru mulai menyemai sekarang, maka musim tanam baru bisa dimulai pada pertengahan Oktober.
“Ini tugas pemerintah untuk menginformasikan bahwa cuaca tahun ini normal agar petani tidak ragu untuk menyemai dan jadwal tanam tepat,” kata Sukoco ketika dihubungi kemarin.
Sukoco mengatakan pada saat ini baru 20% petani yang melakukan persemaian, padahal tahun lalu pada periode yang sama sudah sekitar 30% hingga 40% petani yang menyemai bibit cabai. Meskipun sudah mempersiapkan lahan, tahun ini mereka agak berhati-hati untuk menyemai benih karena khawatir cuaca akan terganggu seperti tahun lalu yang menyebabkan produksi cabai hancur.
Jika petani baru mulai menyemai pada bulan Oktober ketika melihat cuaca yang normal, dikhawatirkan mereka akan kehilangan waktu tanam selama 1 bulan. Kalau kesempatan tanam penuh pada Oktober ini terlewat, makan pasokan cabai akan tersendat dan produksi tak optimal. “Padahal dalam setahun sawah tadah hujan cuma bisa produksi 6 bulan,” kata Sukoco.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News