Reporter: Dimas Andi | Editor: Herlina Kartika Dewi
“Pemerintah berkomitmen mendukung kedaulatan energi melalui energi migas sebagai modal pembangunan dan diharapkan dapat memberikan nilai tambah positif bagi seluruh aspek pembangunan bangsa,” papar Soerjaningsih.
Sementara itu, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia PT Pertamina (Persero) Ignatius Tallulembang menyampaikan, pembangunan kilang membutuhkan tenaga kerja sekitar 150.000 orang pada masa konstruksi dan 12.000 orang ketika telah beroperasi.
Baca Juga: BPH Migas Inginkan Harga BBM Turun
Penggunaan sumber daya lokal diperkirakan 35%-50%. Sementara potensi peningkatan devisa sekitar US$ 12 miliar per tahun.
Kapasitas pengolahan kilang-kilang ini dapat mencapai 2,1 juta barel per hari dan produksi petrokimia sebesar 12.000 kiloton per annum (ktpa).
Tallulembang mengungkapkan, mengingat pembangunan kilang dan petrokimia membutuhkan biaya dan risiko yang besar, maka diperlukan mitra dalam pelaksanaannya. Dalam proses pencarian mitra ini, Pertamina membuka peluang kerja sama dengan berbagai skema bisnis.
“Skema berpartner juga kami buka lebih fleksibel. Bukan cuma dengan satu cara saja,” jelas dia.
Tak hanya itu, Pertamina juga mendorong agar perusahaan swasta dalam negeri dapat berpartisipasi dalam pembangunan kilang serta infrastruktur lainnya seperti terminal BBM, LPG, dan pelabuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News