kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45906,29   2,96   0.33%
  • EMAS1.310.000 -0,23%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pemerintah sambut positif Festival Sangihe Sulut


Rabu, 27 Agustus 2014 / 22:30 WIB
Pemerintah sambut positif Festival Sangihe Sulut
ILUSTRASI. Ada beberapa tips dan cara menggunakan softlens bagi pemula yang perlu diperhatikan agar tetap aman dan nyaman saat menggunakannya.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Upaya Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara (Sulut) menggelar Festival Sangihe 2014 pada 9 September 2014 mendatang mendapat respons positif dari pemerintah pusat.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif  (Menparekraf) Mari Elka Pangestu mengapresiasi festival tersebut. Ia bilang, Festival Sangihe 2014 adalah perpaduan antara daya tarik ekonomi kreatif dan wisata olah raga  rekreasi yang dapat mendorong tumbuhnya sentra-sentra ekonomi  baru dan menciptakan lapangan kerja.

Menurut Mari, Festival Sangihe 2014 adalah kombinasi antara daya tarik ekonomi kreatif dan wisata olah raga rekreatif. Pemkab berhasil mengangkat kuliner, kerajinan,  dan wisata olah raga rekreasi setempat. "Ada olah raga rekreasi  diving, lomba perahu nelayan, dan yacht cruise. Temanya sangat cocok dengan kondisi daerah,” kata Mari  dalam siaran persnya, Rabu (27/8).

Mari menuturkan, sebagai wilayah yang dikelilingi laut, Kabupaten Kepulauan Sangihe kini menjadi salah satu tujuan wisata menarik di Indonesia. Disebutkan, di daerah itu terdapat gunung  api bawah laut yang unik,  yaitu Gunung Mahangetang (Banua Wuhu). Gunung yang terakhir meletus pada  tahun 1968,  memiliki ketinggian 400 meter dari dasar laut dan ketinggian puncaknya berada pada 5 meter di bawah permukaan laut (dbpl).

Air di sekitar  Gunung Mahangetang terasa hangat. Ikan dan tumbuh-tumbuhan laut pun berbeda dengan yang ada di perairan lainnya. Kehidupan bawah laut di sekitar Gunung Mahangetang sangat unik. "Saya yakin, lokasi itu akan menjadi spot penyelaman sangat menarik bagi para penyelam,” terang Mari.

Pemerintah Pusat , lanjutnya, juga mendukung upaya Pemkab Sangihe  yang gigih mempertahankan  tradisi daerah seperti prosesi menangkap ikan  menggunakan pelepah daun kelapa yang dikenal dengan sebutan Maseke, serta Tarian Masamper  (Pato-Pato).

Tari Masamper adalah  seni menyanyi dan menari khas masyarakat Sangihe yang dipimpin seorang “Pangantaseng.”  Tarian ini dinyanyikan oleh sekelompok orang dengan formasi utama menghadap ke satu arah, yakni ke arah penonton sambil menari di tempat.

Sebanyak 250 jenis  kuliner,  aneka kerajinan  tangan, dan  seni pertunjukan yang dikemas dalam bentuk “Malam Tembang Kenangan” juga ditampilkan untuk menarik wisatawan mancanegara dan nusantara mengunjungi daerah itu.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang saat dihubungi di Manado, Sulawesi Utara, mengatakan, Festival Sangihe 2014 sejalan dengan program pemerintah  provinsi (Pemprov) untuk menjadikan sektor pariwisata maritim sebagai maskot daerah itu.

Sarundajang menyebutkan, penyelenggaraan Sail Bunaken 2009 menjadi pemicu bagi pemerintah dan sektor swasta untuk mengembangkan  wisata olah raga maritim.  “Saya yakin wilayah Sangihe akan semakin maju dan semakin banyak wisatawan ke daerah itu,” kata dia.

Sementara itu, Bupati Kabupaten Kepulauan Sangihe  HR Makagansa  mengatakan, keberagaman  daya tarik objek  wisata di daerah itu menjadi  daya dorong pembangunan ekonomi, khususnya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan pembukaan lapangan kerja.

“Saatnya, Kepulauan Sanghie pantas diperhitungkan sebagai tujuan  pariwisata Indonesia. Kami memiliki kekayaan dan keindahan alam yang tiada taranya,” kata Makagansa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×