Reporter: Filemon Agung | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Beberapa waktu lalu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan, Indonesia akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) mulai Mei 2019. Upaya ini bertujuan untuk menekan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang melebar sebagai dampak defisit minyak dan gas bumi (migas).
Sejalan dengan langkah pemerintah menyetop impor BBM, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan kebijakan pemanfaatan produksi solar Pertamina untuk kepentingan domestik akan digalakan.
"Yang di dalam negeri ya gunakan (produksi) dari dalam negeri dan itu sudah kebijakan kita," jelas Arcandra di Gedung Kementerian ESDM, Jumat (10/5).
Sementara itu, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Djoko Siswanto mengungkapkan nantinya impor solar hanya akan melalui Pertamina. "Badan Usaha selain Pertamina yang akan mengimpor solar atau avtur diminta untuk membeli ke Pertamina," ujar Djoko Minggu (12/5).
Lebih lanjut Djoko menyebut proses pembelian ini harus dilakukan secara business to business. Sementara itu, Djoko memastikan pasokan solar Pertamina cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Upaya lain yang dilakukan pemerintah Indonesia berkaitan dengan impor solar yakni penerapan kebijakan B20. Mengutip laporan Kontan.co.id pada Januari lalu, kebijakan pencampuran Bahan Bakar Nabati (BBN) berupa biodiesel sebesar 20% (B20) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) menghemat devisa negara dari impor solar.
Dalam empat bulan, kebijakan massif untuk berbagai sektor tersebut mampu menghemat sebesar US$ 937,84 juta sejak September 2018 hingga Januari 2019.
Menanggapi penerapan kebijakan B20, Arcandra memberikan komentarnya. "B20 memberikan pengaruh, kebutuhan solar kita jadi berkurang," ujar Arcandra.
Disisi lain, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman yang dihubungi terpisah bilang Pertamina telah melakukan sejumlah upaya termasuk mengoptimalkan pembelian minyak mentah (crude) dalam negeri untuk diolah di kilang milik Pertamina.
Berdasarkan laporan Pertamina, hingga April 2019 Pertamina telah melakukan pembelian minyak mentah dari 32 Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebanyak 132.000 barel per hari (bph).
"Semua upaya dilakukan untuk memastikan ketersediaan pasokan," jelas Fajriyah, Minggu (12/5).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News