Reporter: Dimas Andi | Editor: Handoyo .
“Program BBM Satu Harga ini adalah program percepatan pengadaan BBM di daerah, tapi memang ada saja kendalanya. Tahun lalu kendalanya seputar perizinan, tata ruang yang tidak sesuai atau pengusaha yang mundur dari komitmen,” ungkap Ibnu dalam siaran pers di situs Kementerian ESDM, hari ini (30/1).
Sebagai informasi, dari 83 titik pembangunan BBM Satu Harga yang ditargetkan oleh BPH Migas, 13 di antaranya berada di Kecamatan di Pulau Sumatera. Kemudian terdapat 13 titik Kecamatan di Kalimantan, 17 di Bali, 5 di NTB, 16 di NTT, 22 di Sulawesi dan Maluku, serta 14 di Papua.
Baca Juga: Ini proyeksi ekonom terhadap inflasi bulan Januari
Tahun lalu pemerintah sukses menyelesaikan BBM Satu Harga di 170 titik lebih cepat dari target pada bulan Oktober 2019. PT Pertamina (Persero) membangun infrastruktur penyalur BBM Satu Harga di 160 titik sedangkan PT AKR Corporindo Tbk membangun di 10 titik.
Lokasi program BBM Satu Harga di tahun lalu tersebar di wilayah 3T yang meliputi 31 penyalur di Sumatera, 42 di Kalimantan, 3 di Jawa dan Madura, 2 di Bali, 17 di Sulawesi, 25 di NTB dan NTT, serta 50 Penyalur di Maluku dan Papua.
Asal tahu saja, program yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo pada akhir 2016 lalu ditujukan untuk menyeragamkan harga jual resmi BBM jenis Premium/RON 88 sebesar Rp 6.450 per liter dan Solar Rp 5.150 per liter ke berbagai wilayah pelosok Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News