Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah lewat Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menargetkan investasi lewat kawasan industri dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berbasis hilirisasi sebesar Rp 300 triliun hingga 2024. Adapun target ini berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Direktur Perwilayahan Industri Kemenperin Ignatius Warsito menyatakan, target investasi lewat Kawasan Industri yang sebesar Rp 300 triliun melengkapi target investasi manufaktur yang sebesar Rp 600 triliun - Rp 800 triliun hingga 2024.
Baca Juga: Kemenperin berkomitmen tingkatkan pembangunan kawasan industri di luar Jawa
"Kami harapkan investasi tersebut 60% dari Penanaman Modal Asing (PMA) sedangkan 40% dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Adapun ada lima sektor hilirisasi yang akan diprioritaskan yakni otomotif, elektronik, mamin, tekstil, dan kimia," jelasnya saat ditemui Kontan.co.id di Jakarta, Kamis (27/2).
Strategi yang sudah disiapkan pemerintah untuk menarik minat investasi adalah menggenjot pengembangan kawasan industri dan berkolaboraisi dengan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Warsito mengungkapkan berdasarkan RPJMN 2020-2024, pemerintah telah memasang target bisa membangun 27 kawasan industri.
Tentu saja, startegi ini sudah diperhitungkan. Bercermin dari pembangunan kawasan industri 5 tahun terakhir, jumlah kawasan industri operasional di 2015 sebanyak 80 kawasan industri dengan luas lahan 36.199 Ha.
Baca Juga: Jumlah KEK Makin Banyak tapi Realisasi Investasi Masih Minim
Kemudian di 2020 sudah ada 112 kawasan industri dengan luas lahan 52.438 Ha. "Artinya pertumbuhan perkembangan Kawasan Industri sangat signifikan," ujar Warsito.
Adapun pemerintah menegaskan, lima tahun ke depan bakal gencar membangun kawasan industri di luar pulau Jawa yang fokus pada hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA).
Nah, kebijakan pengembangan kawasan industri di luar jawa akan meningkatkan efisiensi sistem logistik. Selain itu sebagai pendorong pengembangan pusat ekonomi baru.
Meski sudah siapkan strategi, Warsito bilang ada sentimen eksternal yang menjadi tantangan bagi perkembangan investasi dalam negeri seperti dampak virus corona.
"Kami akan tetap optimistis untuk mendongkrak investasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia," kata Warsito.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News