Reporter: Filemon Agung | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan realisasi bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) saat ini baru sebesar 13,1%.
Menteri ESDM Arifin Tasrif menjelaskan, diperlukan upaya ekstra untuk mengejar target bauran EBT sebesar 23% pada 2025 mendatang.
"Tentu harus siapkan beberapa strategi, antara lain pembangunan pembangkit EBT yang direncanakan dalam RUPTL. Targetnya 2025 sebanyak 10,6 GW," kata Arifin dalam Konferensi Pers, Senin (15/1).
Baca Juga: Investasi Energi Hijau Masih Lesu, Ini Saham EBT yang Layak Dicermati
Program lainnya yakni dengan mendorong implementasi PLTS Atap dengan target mencapai 3,6 GW hingga 2025 mendatang.
Selain itu, konversi pembangkit diesel ke EBT, kemudian program mandatori B35 dengan target 13,9 juta kl pada 2025. Selanjutnya, implementasi cofiring biomassa pada PLTU dengan target 1,2 juta ton hingga 2025.
Sejumlah program lain yakni penyediaan EBT untuk lokasi 3T, eksplorasi panas bumi oleh pemerintah dan pemanfaatan EBT off grid.
Arifin menjelaskan, merujuk RUPTL 2021-2030 ditargetkan tambahan kapasitas pembangkit EBT mencapai 20,9 GW dan 20 GW pembangkit fosil pada 2030. Dengan demikian target bauran EBT 23% bisa tercapai pada 2030.
Baca Juga: Emiten Masih Agresif Mengincar Peluang dari Bisnis EBT
Menurtnya, terdapat kendala pada sistem kelistrikan dimana saat ini masih berlangsung sejumlah proyek pembangkit dalam program 35 GW, selain itu terdapat persoalan permintaan listrik dan kendala infrastruktur.
Sampai dengan akhir tahun 2023, realisasi bauran EBT disebut baru mencapai 13,1% dari target sebesar 17,9%. Kemudian, pada tahun 2024, ditargetkan realisasi bauran EBT dapat mencapai 19,5%. Jumlah ini diharapkan terus meningkat hingga 23% pada 2025 mendatang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News