kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penambahan Fasilitas CCUS di Blok Masela Dinilai Penting


Senin, 21 Februari 2022 / 20:33 WIB
Penambahan Fasilitas CCUS di Blok Masela Dinilai Penting
ILUSTRASI. Peta blok Masela. Pen.ambahan Fasilitas CCUS di Blok Masela Dinilai Penting


Reporter: Filemon Agung | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Blok Masela dipastikan bakal menambah fasilitas Carbon Capture, Utilizaton and Storage (CCUS).

Chief Executive Officer Inpex Takayuki Ueda mengungkapkan, pihaknya menjadwalkan pelaksanaan studi komprehensif termasuk untuk implementasi CCUS.

Dengan demikian, diharapkan dapat membuat proyek lebih bersih dan lebih mengurangi biaya.

"Dan mempromosikan sebagai proyek yang kompetitif dan bersih dengan tujuan memulai produksi lebih awal 2030-an," ungkap Takayuki dalam Paparan Kinerja Akhir Tahun 2021, baru-baru ini.

Baca Juga: Tambah Fasilitas CCUS, Blok Masela Baru Akan Produksi Pasca 2030

Praktisi Hulu Migas Tumbur Parlindungan mengungkapkan, implementasi CCUS merupakan komitmen untuk membantu mengurangi emisi CO2 dari Blok Masela.

"Emisi CO2 dari Blok ini akan signifikan dan hanya dengan CCUS dapat mengurangi emisi. Ini juga membantu program perubahan iklim dari Indonesia dan Inpex serta Shell," ungkap Tumbur kepada Kontan, Senin (21/2).

Tumbur pun melanjutkan, potensi mundurnya jadwal operasi Blok Masela akibat implementasi CCUS sejatinya juga dipengaruhi banyak faktor. Pemunduran target onstream Blok Masela dinilai juga dipengaruhi kondisi perekonomian dunia khususnya menyangkut tingkat supply dan demand LNG.

Baca Juga: Sejak Diubah Jadi Onshore Oleh Jokowi, Proyek Blok Masela Mangkrak & Investor Kabur

Menurutnya, saat ini CCUS menjadi seperti persyaratan wajib untuk pengembangan lapangan migas yang mempunyai emisi yang besar.

Adapun, terkait kebutuhan mitra baru pengganti Shell, Tumbur berpendapat, dibutuhkan mitra yang punya kemampuan yang memadai.

"Mungkin yang diharapkan kalau dari partner baru itu kemampuan finansial dan teknologi baik CCUS maupun deep water dan LNG," kata Tumbur.

Baca Juga: Harga minyak WTI ke bawah US$ 80 per barel, terseret pembicaraan nuklir Iran

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi UGM Fahmy Radhi mengungkapkan, kehadiran CCUS sejatinya berpotensi mengakselerasi produksi Blok Masela.

Kendati demikian, menurutnya kehadiran CCUS tak serta merta bakal menarik minat investor untuk menggantikan Shell. "Dalam kondisi Pandemi yang masih belum juga berakhir, tidak mudah mendapatkan investor menggantikan Shell," terang Fahmy, Senin (21/2).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×