kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.455.000   12.000   0,83%
  • USD/IDR 15.155   87,00   0,57%
  • IDX 7.743   -162,39   -2,05%
  • KOMPAS100 1.193   -15,01   -1,24%
  • LQ45 973   -6,48   -0,66%
  • ISSI 227   -2,76   -1,20%
  • IDX30 497   -3,22   -0,64%
  • IDXHIDIV20 600   -2,04   -0,34%
  • IDX80 136   -0,80   -0,58%
  • IDXV30 141   0,18   0,13%
  • IDXQ30 166   -0,60   -0,36%

Pendapatan AP I tahun depan diramal merosot 40%


Minggu, 17 Oktober 2010 / 09:00 WIB
ILUSTRASI. Proyek Pembanguan Properti Gedung Bertingkat


Reporter: Gentur Putro Jati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I memperkirakan pendapatannya tahun depan bisa merosot 30%-40%. Hal itu menyusul dipisahkannya usaha air traffic services (ATS) dari struktur bisnis mereka tahun depan. "Mulai 1 Januari 2011 akan ada pemisahan ATS dari bisnis bandara. Pengaruhnya sekitar 30%-40% terhadap pendapatan kami," kata Direktur Utama AP I Tommy Soetomo, akhir pekan lalu.

Sekedar catatan, tahun ini Kementerian BUMN menargetkan AP I bisa mengantongi pendapatan Rp 2,361 triliun dengan laba bersih sekitar Rp 500 miliar. Dimana sampai kuartal III 2010, Tommy menyebut perseroan sudah berhasil mengantongi pendapatan Rp 1,79 triliun. Keharusan menyerahkan bisnis ATS kepada institusi baru yang dibentuk pemerintah, diakuinya cukup merepotkan dari sisi pendapatan.

Mantan Direktur Keuangan AP II itu menjelaskan, seluruh bandara yang beroperasi di Indonesia memang sangat mengandalkan pendapatan dari ATS. Karena bisnis non aero selama ini hanya menyumbang 20% dari pendapatan, sementara sisa 40%-50% disumbangkan dari jasa passenger service charge (PSC) atau lebih dikenal sebagai airport tax.

"Sementara bandara-bandara lain di seluruh dunia pada umumnya memiliki kontribusi pendapatan 40%-60% dari bisnis non aero, seperti dari terminal kargo, parkir, maupun advertising," jelasnya. Karena itulah, tahun depan perseroan ditargetkan untuk bisa mencari bisnis baru atau mengembangkan bisnis non aero di 13 bandara yang dikelolanya. Mulai dari pendapatan parkir, papan reklame, penyewaan kios ritel, dan terminal kargo.

"AP I akan membentuk anak perusahaan yang khusus bergerak di bidang kargo dan logistik, serta properti dan perhotelan. Nantinya di Bandara Juanda Surabaya dan Ngurah Rai akan kami bangun kawasan perhotelan dan terminal kargo yang diurus anak usaha. Tetapi berapa besar biayanya, masih dihitung tim," kata Tommy.. Selain merambah bisnis hotel, AP II juga akan menambah kapasitas terminal di lima bandara sehingga bisa menampung lebih banyak lagi penumpang yang hilir mudik dari bandara tersebut. Tujuannya tidak lain untuk menggenjot pendapatan PSC.

Lima bandara tersebut adalah Ngurah Rai Denpasar, Sepinggan Balikpapan, Adi Sutjipto Jogjakarta, Juanda Surabaya, dan Ahmad Yani Semarang. "Untuk pengembangan terminal, AP I membutuhkan dana sekitar Rp 4 triliun untuk mengembangkan lima bandara itu dalam waktu dua tahun ke depan. Untuk Ngurah Rai dananya sekitar Rp 2 triliun. Dimana Rp 1,25 triliun akan dicari dari pinjaman dan sisanya dari kas internal," jelas Tommy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Distribution Planning (SCMDP) Supply Chain Management Principles (SCMP)

[X]
×