Reporter: Amalia Nur Fitri | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten sawit PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) mencatat penurunan laba bersih dan penjualan pada kuartal I 2023 secara tahunan.
Berdasarkan laporan keuangan yang diakses di Bursa Efek Indonesia, pendapatan TAPG tercatat menurun 12,09% year on year (YoY) menjadi Rp1,92 triliun dibandingkan periode sama tahun 2022 sebesar Rp2,19 triliun.
Berdasarkan segmen, penjualan TAPG ditopang oleh minyak kelapa sawit dan inti kelapa sawit yang berkontribusi sebesar Rp1,92 triliun. Meski demikian, angka tersebut turun dibanding capaian kuartal I/2022 sebesar Rp2,16 triliun.
Baca Juga: Kekayaan Susut, TP Rachmat Keluar dari Daftar 10 Orang Kaya Indonesia
Lebih lanjut, laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk TAPG turun 66,26% secara YoY menjadi Rp294,7 miliar dibanding kuartal I 2022 sebesar Rp873,5 miliar.
Presiden Direktur TAPG Tjandra Karya Hermanto dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Senin (1/5) menjelaskan penurunan produksi merupakan siklus alami di mana setelah mencapai produksi yang sangat tinggi pada tahun lalu, kelapa sawit mengalami fase recovery.
Pada kuartal I2023, produksi tandan buah segar TAPG termasuk perusahaan asosiasi mencapai 619.000 ton, angka ini mengalami penurunan hingga 12 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya dengan pencapaian yield sebesar 4,7 ton/hektare dan rata-rata umur tanaman yang mencapai 12,9 tahun.
"Harga jual crude palm oil (CPO) turun hingga 17% dibandingkan tahun sebelumnya, sedangkan harga jual palm kernel (PK) justru mengalami penurunan harga yang signifikan sebesar 53%," jelasnya.
Namun demikian, TAPG memproyeksi bahwa siklus ini akan membaik pada kuartal selanjutnya. Pihaknya optimistis dapat meningkatkan kinerja keuangan pada bulan-bulan berikutnya.
"Pada kondisi global, permintaan dari negara konsumen terbesar seperti China dan India diperkirakan juga akan membaik seiring daya saing CPO yang jauh lebih tinggi dari minyak nabati lainnya. Kebijakan-kebijakan Covid-19 juga sudah akan ditinggalkan sehingga akan mempermudah perdagangan secara global," sambung Tjandra
Lebih lanjut, beban pokok penjualan TAPG naik 6,43% menjadi Rp1,45 triliun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,36 triliun. Dengan demikian, laba bruto perseroan terpangkas 42,77% menjadi Rp472,18 miliar.
Total aset TAPG hingga 31 Maret 2023 sebesar Rp14,7 triliun dibanding posisi akhir Desember 2022 sebesar Rp14,52 triliun.
Liabilitas perseroan turun menjadi Rp3,98 triliun dibanding akhir 2022 sebesar Rp4,11 triliun. Sedangkan ekuitas naik menjadi Rp10,71 triliun dibanding Desember 2022 sebesar Rp10,41 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News