Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
Selain itu, BOLT juga tercatat melakukan penjualan ke sejumlah perusahaan komponen seperti PT Hamaden Indonesia MFG dan PT Denso Indonesia.
Anthony berujar, BOLT memiliki kesiapan kapasitas produksi untuk mencuil peluang pasar yang ada tahun ini, sebab BOLT masih memiliki ruang yang masih bisa dimanfaatkan untuk menggenjot produksi.
Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) lakukan layanan bongkar muat mobil CBU Hyundai
Menurut catatan Anthony, posisi utilisasi produksi BOLT saat ini berkisar 50% dari total kapasitas terpasang 30.000 ton per tahun. Hingga tutup tahun nanti, rata-rata utilisasi produksi BOLT diproyeksi mencapai sekitar 60%-65%.
Menyoal investasi, BOLT menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 20 miliar untuk penambahan fasilitas baru.
Fasilitas tersebut rencananya dipergunakan untuk produk khusus anyar yang produksinya tidak bisa dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin eksisting. Sayangnya, Anthony tidak merinci produk khusus yang dimaksud.
Selanjutnya: Harga nikel dan emas melaju, Aneka Tambang (ANTM) pacu kinerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News