Reporter: Muhammad Julian | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Garuda Metalindo Tbk optimistis bisa membukukan kinerja yang lebih baik dibanding tahun lalu pada tahun ini. Sampai tutup tahun nanti, emiten komponen otomotif berkode saham BOLT tersebut mengejar pertumbuhan topline sekitar 30% dibanding realisasi tahun 2020. Dari target itu, BOLT juga membidik margin laba bersih atau net profit margin (NPM) sekitar 5%-10%.
Direktur BOLT, Anthony Wijaya mengatakan, pihaknya sudah mendapati adanya tren pemulihan pasar sejak kuartal keempat tahun lalu. Anthony mencatat, permintaan yang diterima pada kuartal IV 2020 sudah mencapai sekitar 70% dari angka permintaan pada periode sama tahun 2019.
“Di kuartal II dan III (2020) lebih jauh di bawah (periode sama) tahun 2019,” kata Anthony kepada Kontan.co.id, Selasa (19/1).
Baca Juga: Harga batubara naik, Mitrabara Adiperdana (MBAP) tetap fokus efisiensi biaya
Optimisme BOLT juga muncul bersamaan seiring optimisme pelaku industri otomotif. Seperti diketahui, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menargetkan penjualan mobil dari pabrikan ke diler (wholesales) sebanyak 750.000 unit pada tahun ini.
Target tersebut naik sekitar 40,97% dibanding realisasi wholesales mobil nasional tahun lalu. Mengutip data Gaikindo, realisasi wholesales mobil nasional tercatat mencapai 532.027 unit di tahun 2020.
Menurut Anthony, perbaikan industri otomotif bakal berdampak positif terhadap kinerja BOLT, sebab BOLT sendiri merupakan pemasok tier 1 sejumlah pabrikan otomotif di dalam negeri.
“Kami juga merupakan pemasok tier 2 ke komponen otomotif lainnya di mana dampak bertumbuhnya pasar mobil/motor akan berdampak langsung terhadap kinerja perseroan,” tambah Anthony.
Baca Juga: Telkom (TLKM) membuka pintu lebar untuk swasta demi mempercepat transformasi digital
Pernyataan Anthony sejalan dengan data laporan keuangan perusahaan. Mengintip laporan keuangan interim perusahaan per 30 September 2020, BOLT memang tercatat melakukan penjualan kepada sejumlah pabrikan otomotif seperti PT Astra Honda Motor (AHM), PT Astra Daihatsu Motor (ADM), dan PT Krama Yudha Tiga Berlian Motor.
Selain itu, BOLT juga tercatat melakukan penjualan ke sejumlah perusahaan komponen seperti PT Hamaden Indonesia MFG dan PT Denso Indonesia.
Anthony berujar, BOLT memiliki kesiapan kapasitas produksi untuk mencuil peluang pasar yang ada tahun ini, sebab BOLT masih memiliki ruang yang masih bisa dimanfaatkan untuk menggenjot produksi.
Baca Juga: Indonesia Kendaraan Terminal (IPCC) lakukan layanan bongkar muat mobil CBU Hyundai
Menurut catatan Anthony, posisi utilisasi produksi BOLT saat ini berkisar 50% dari total kapasitas terpasang 30.000 ton per tahun. Hingga tutup tahun nanti, rata-rata utilisasi produksi BOLT diproyeksi mencapai sekitar 60%-65%.
Menyoal investasi, BOLT menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 20 miliar untuk penambahan fasilitas baru.
Fasilitas tersebut rencananya dipergunakan untuk produk khusus anyar yang produksinya tidak bisa dilakukan dengan menggunakan mesin-mesin eksisting. Sayangnya, Anthony tidak merinci produk khusus yang dimaksud.
Selanjutnya: Harga nikel dan emas melaju, Aneka Tambang (ANTM) pacu kinerja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News