Reporter: Agung Hidayat | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sampai dengan paruh pertama tahun ini, produsen baja PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST) belum mencapai pertumbuhan bisnis yang signifikan. Menilik laporan keuangan semester I 2018, penjualan perseroan tercatat sebanyak Rp 604 miliar.
Jumlah tersebut turun 0,16 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, Rp 605 miliar. Tampaknya pelemahan rupiah dan maraknya baja impor masih menjadi tantangan bagi industri.
Mengenai hal tersebut, pemerintah dikabarkan tengah menggodok berbagai upaya untuk menahan potensi limpahan impor ke dalam negeri akibat efek perang dagang. Termasuk produk baja impor, adapun salah satu caranya lewat strategi hambatan non tarif atau non tariff barriers.
Menanggapi hal itu Hadi Sutjipto, Direktur PT GDST tidak ingin berspekulasi terkait potensi dari kebijakan tersebut. "Kami belum tahu pasti kabarnya jadi tidak berani menafsirkan," katanya kepada Kontan.co.id, Sabtu (25/8).
Sebelumnya Hadi pernah mengatakan persaingan dengan baja impor di dalam negeri menjadi tantangan besar bagi industri lokal. Padahal, demand dalam negeri masih dirasakan perseroan sangat prospektif.
"Tapi karena harga minyak dunia naik terus dan baja adalah salah satu komoditas internasional harga internasionalnya ya ikut naik dan harga domestik ya ikut naik juga, disini mungkin demand agak tertekan," urainya.