Reporter: Sandy Baskoro | Editor: Sandy Baskoro
Bukan hanya itu, kata Mochtar, Tiongkok juga mengundang para profesor dunia untuk mengajar di Negeri Tembok Raksasa tersebut. "Ada 7 juta mahasiswa yang lulus setiap tahun. Dari Jumlah itu, sebanyak 60% adalah engineering. Sekarang mungkin ada 140 juta engineering di Tiongkok," ungkap dia.
Dengan SDM dan teknologi yang kuat, kini China menguasai supply chain global di tengah perkembangan Revolusi Industri 4.0. "Siapa yang ikuti perkembangan, maka akan berjaya," tutur Mochtar.
Baca Juga: Keluarga Riady Beli Satu Miliar Saham Lippo Karawaci Saat Harga Saham LPKR Anjlok
Lantas, Mochtar menyinggung negara Barat yang mulai menyadari betapa penting dan strategisnya kendali supply chain. Dalam menghadapi wabah Covid-19 saat ini, dia bilang, trio GPS yakni General Electric, Philips dan Siemens mulai kesulitan memasok alat-alat kesehatan. Selama ini, trio GPS menguasai pasar alat-alat kesehatan global.
"Mereka tidak bisa suplai karena tidak memiliki pabrik. Semuanya outsourcing ke Tiongkok," ungkap Mochtar.
Kini Barat ingin mengembalikan basis produksi ke negaranya. Contohnya Apple Inc (produsen iPhone), yang mengajak Foxconn Technology Group asal Taiwan untuk membangun pabrik di AS.
Baca Juga: Begini strategi Lippo Karawaci (LPKR) untuk menyehatkan keuangan perusahaan
"Saya dengar Foxconn investasi lebih dari US$ 1 miliar. Namun mereka sedang kesulitan, salah satu kendalanya karena supply chain tidak ada di AS. Komponennya harus impor dari Tiongkok," tutur Mochtar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News