Reporter: Gentur Putro Jati |
JAKARTA. PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II menilai penebalan landasan (overlay) di Bandara Husein Sastranegara, Bandung, tidaklah ekonomis. Asal tahu saja, yang meminta penebalan landasan ini adalah PT Indonesia AirAsia
Direktur Utama AP II Edie Haryoto menjelaskan, pekerjaan overlay landasan pacu sepanjang 2.244 meter dari ketebalan 37 cm menjadi 52 cm akan menghabiskan dana sekitar Rp 60 miliar.
"Kalau kami investasi sebesar itu dikompensasi dengan peningkatan tarif landing fee nya pesawat yang lebih besar, ya sampai tua juga nggak akan layak," kata Edie, Selasa (1/6).
Menurutnya, selisih landing fee antara Boeing 737 dengan Airbus A320 yang ingin digunakan Indonesia AirAsia untuk terbang ke Bandung memang tiga kali lebih tinggi nilainya. Selain itu, pendapatan dari passenger service charge (PSC atau airport tax) juga akan bertambah dengan mendaratnya pesawat yang lebih besar. Hanya saja, nilai itu tetap tidak bisa mengkompensasi investasi yang ditanam AP II.
"Sampai saat ini kami masih menunggu perintah dari Kementerian BUMN sebagai pemegang saham. Selama ini Menteri BUMN menyarankan, kalau memang AP II menilai investasi itu tidak layak ya jangan dilakukan. Tetapi Kementerian Perhubungan meminta itu harus dilakukan sebagai bagian dari pelayanan," jelasnya.
Jika Kementerian BUMN menyetujui investasi atas pekerjaan tersebut, Edie mengaku siap saja untuk mengerjakannya. Karena dalam waktu dekat Malaysia Airlines (MAS) juga berencana membuka penerbangan Singapura-Bandung, sehingga mau tidak mau fasilitas bandara harus ditingkatkan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News