kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.199   57,86   0,81%
  • KOMPAS100 1.105   10,32   0,94%
  • LQ45 877   10,94   1,26%
  • ISSI 221   0,89   0,40%
  • IDX30 448   5,61   1,27%
  • IDXHIDIV20 539   4,64   0,87%
  • IDX80 127   1,22   0,97%
  • IDXV30 135   0,58   0,43%
  • IDXQ30 149   1,55   1,05%

Penerapan ASO Masih Berdampak ke Kinerja Visi Media Asia (VIVA) di Semester II-2023


Minggu, 27 Agustus 2023 / 16:06 WIB
Penerapan ASO Masih Berdampak ke Kinerja Visi Media Asia (VIVA) di Semester II-2023
ILUSTRASI. Visi Media Asia (VIVA) memproyeksikan belanja iklan di semester II-2023 masih terdampak penerapan kebijakan ASO


Reporter: Vina Elvira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten televisi PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) memproyeksikan belanja iklan di semester II-2023 masih akan terdampak penerapan kebijakan Analog Switch Off (ASO). Maklumlah, bisnis VIVA selama paruh pertama 2023 memang terpantau melesu akibat kebijakan tersebut.

Mengutip laporan keuangan perusahaan, pendapatan usaha VIVA tercatat sebesar Rp 619,22 miliar di semester I-2023. Angka ini menurun 32,26% secara tahunan atau yoy dari sebelumnya Rp 914,22 miliar pada semester I-2022.

Penurunan pendapatan usaha tersebut utamanya disebabkan oleh menurunnya pendapatan iklan, dari semula Rp 895,98 miliar menjadi hanya Rp 602,46 miliar.

Investor Relations VIVA Arhya Winastu Satyagraha memaparkan bahwa penerapan ASO dan disrupsi digital merupakan faktor utama melesunya belanja iklan saluran TV free to air (FTA).

Baca Juga: Intermedia Capital (MDIA) Alokasikan Capex Senilai Rp 120 Miliar untuk ASO

Kondisi ini terjadi lantaran para pengiklan masih menunggu terjadinya “new equilibrium” dari sisi penonton.

“Dengan demikian, kami perkirakan belanja iklan semester II-2023 masih akan terpengaruh oleh penerapan ASO,” ungkap Arhya, ketika dihubungi Kontan.co.id, pada Jumat (25/8).

Sebagai upaya menghadapi berbagai situasi yang terjadi saat ini, VIVA pun mengubah strategi bisnis, daru semula product centric menjadi consumer centric.

Dalam penerapannya di bisnis TV FTA, kata Arhya, VIVA akan fokus menayangkan program-program yang menarik dan sesuai dengan keinginan para target penonton.

Atas dasar kondisi tersebut, perseroan pun berharap pendapatan di tahun 2023 dapat bertumbuh sesuai dengan industri.

 

“Dan kami mengharapkan pendapatan 2023 perseroan dapat tumbuh sesuai dengan pertumbuhan industri. Berdasarkan laporan Media Partners Asia (MPA) terbaru, belanja iklan industri TV FTA akan menurun 9.7% yoy,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×