Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Khomarul Hidayat
Di sisi lain, kendati penerbitan surat utang di sektor energi-pertambangan meningkat, namun penerbitan surat utang korporasi secara keseluruhan sektor usaha diprediksi anjlok jika dibandingkan tahun lalu.
Hendro memaparkan, sepanjang tahun 2019 lalu penerbitan surat utang korporasi mencapai Rp 146,5 triliun, sementara sampai dengan September 2020, penerbitan surat utang korporasi baru mencapai Rp 69,4 triliun.
Hendro berpandangan, pandemi Covid-19 menjadi penyebab merosotnya minat perusahaan untuk menerbitkan surat utang baru. Sebab, menurunnya kegiatan usaha akibat covid-19 ikut menyebabkan perubahan rencana ekspansi yang sudah direncanakan perusahaan. Alhasil, terjadi penundanaan ekspansi akibat pandemi.
"Akibatnya juga menunda kebutuhan pendanaan untuk ekspansi tersebut. Bank dan perusahaan pembiayaan juga lebih selektif dalam menyalurkan kredit sehingga mempengaruhi rencana penerbitan surat utang untuk mendukung penyaluran kredit tersebut," imbuh Hendro.
Selanjutnya: Prospek obligasi Indonesia dinilai masih menarik meski risiko meningkat
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News