kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.504.000   5.000   0,33%
  • USD/IDR 15.935   0,00   0,00%
  • IDX 7.246   -68,22   -0,93%
  • KOMPAS100 1.110   -11,46   -1,02%
  • LQ45 880   -11,76   -1,32%
  • ISSI 222   -0,92   -0,41%
  • IDX30 452   -6,77   -1,48%
  • IDXHIDIV20 545   -7,80   -1,41%
  • IDX80 127   -1,32   -1,03%
  • IDXV30 136   -1,06   -0,77%
  • IDXQ30 150   -2,29   -1,50%

Pengamat: Impor beras tak perlu jika harga di pasar tak bergejolak


Selasa, 30 Oktober 2018 / 20:30 WIB
Pengamat: Impor beras tak perlu jika harga di pasar tak bergejolak
ILUSTRASI. Petugas memeriksa stok beras di Gudang Bulog


Reporter: Kiki Safitri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan Indonesia bakal surplus beras sebesar 2,85 juta ton pada tahun ini. Prediksi ini sejalan dengan rata-rata serapan beras oleh Bulog rata-rata 3.000 ton per hari. Dengan surplus ini, alhasil Indonesia tak perlu melakukan impor beras.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan Bulog terus menyerap beras petani lokal, operasi pasar dan menjaga stok beras. "Ini menandakan kuatnya stok negeri ini," jelasnya Selasa (30/10).

Guru Besar IBP Dwi Andreas menyebutkan impor beras tidak perlu dilakukan jika harga yang terjadi di pasaran tidak bergejolak.

"Harga ini salah satu instrumen yang tidak menipu. Harga menunjukkan kondisi supply dan demand. Misalkan harga naik terlalu tinggi di atas 10% dalam satu minggu. Berarti ada masalah dengan stok dan pemerintah harus memutuskan sesuatu. Tapi kalau di awal tahun harga relatif terkendali kita tak perlu impor," kata Dwi kepada Kontan.co.id, Selasa (30/10).

Dwi mengatakan, sejauh ini yang ia lihat adalah surplus yang terjadi pada neraca bulanan yang terjadi di Maret dan April 2018. Selebihnya tren menunjukkan penurunan.

"Kalau yang namanya surplus itu kan neraca bulanan dan itu terjadi di bulan Maret dan April dan selebihnya menurun. Surplus 2,85 juta ton itu kan surplus bulanan, tapi yang penting itu kan ending stok beras kita di akhir tahun ini berapa," tegasnya.

Dwi menegaskan, saat ini diprediksi ending stok hingga akhir tahun adalah 2 juta ton, jika ditqmbah impor maka perkiraan di Januari dan Februari mencapai 4,1 juta ton dimana Indonesia kala itu memasuki paceklik.

"Ending stok itu sekitar 2 juta ton, lalu ditambah impor total menjadi 2,1 juta ton dengan rincian 1,8 ton Bulog dan 300.000 dari swasta. Sehingga ending stok menurut perkiraan saya 4,1 juta ton," ungkapnya.

Konsumsi beras masyarakat tiap bulannya adalah 2,5 juta ton. Artinya pemerintah harus mempersiapkan diri utuk total konsumsi Januari hingga Februari sebesar 5 juta ton.

"Itu otomatis tidak ada panen apalagi sekarang musimnya mundur. Lalu kebutuhan 5 juta ton. Stok 4,1 juta ton akan menjadi stok awal tahun. Cukup atau tidak kita lihat saja di bulan Januari bagaimana kenaikan harganya," tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Kiat Cepat Baca Laporan Keuangan Untuk Penentuan Strategi dan Penetapan Target KPI Banking and Credit Analysis

[X]
×