kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Pengamat menilai proyek-proyek Pertamina butuh pendanaan eksternal


Kamis, 20 Mei 2021 / 18:46 WIB
Pengamat menilai proyek-proyek Pertamina butuh pendanaan eksternal
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Pertamina di Jakarta Pusat.


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina memastikan butuh dana minimal sebesar US$ 40 miliar guna menggarap sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) dan 300 proyek lainnya dalam kurun waktu hingga 2024 mendatang.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Migas Nasional (Aspermigas) Moshe Rizal mengungkapkan, besarnya kebutuhan proyek Pertamina memang tak bisa ditanggung sendirian oleh perusahaan migas plat merah tersebut.

"Peran investor asing tetap sangat penting dengan ataupun tanpa Indonesia Investment Authority (INA)," kata dia ketika dihubungi Kontan.co.id, Kamis (20/5).

Moshe menilai, hingga saat ini peran INA dalam upaya mencari investor bagi perusahaan BUMN termasuk Pertamina belum terlihat jelas ketimbang pencarian partner langsung oleh perusahaan-perusahaan BUMN.

Dia menambahkan, pada kondisi saat ini dimana upaya pemulihan pasca dampak pandemi Covid-19 masih dilakukan termasuk sektor energi, maka proyek yang berpotensi mendapatkan pendanaan investor yakni proyek industri hilir maupun proyek hulu migas yang telah berproduksi.

Baca Juga: Begini upaya Pertamina dorong kinerja subholding shipping

Senada, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengungkapkan dengan banyaknya bisnis yang ditangani maka ada urgensi kebutuhan pendanaan eksternal.

"Jika hanya mengandalkan pendanaan internal tentu akselerasinya akan kurang cepat," kata Komaidi kepada Kontan.co.id, Kamis (20/5).

Kendati punya potensi mendapatkan pendanaan eksternal, Moshe mengingatkan Pertamina agar mampu mendengarkan apa yang diinginkan investor.

Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Pertamina tercatat urung melanjutkan kerjasama dengan perusahaan migas asal Oman, Overseas Oil and Gas (OOG) pada proyek Kilang Bontang serta kerjasama dengan Saudi Aramco pada Kilang Cilacap.

"Jangan terlalu memaksakan kehendak sendiri, kesampingkan ego politik dan sektoral, ini murni bisnis, harus ada win-win solution," pungkas Moshe.

Selanjutnya: Pertamina incar minimal US$ 40 miliar lewat pendanaan eksternal hingga 2024

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×