Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) menargetkan ekspansi di sektor mineral khususnya ekspansi tambang emas atau tambang tembaga.
Menurut Business Development Director UNTR, Iwan Hadiantoro, UNTR telah mengkaji potensi akuisisi tambang tembaga di beberapa negara, dengan potensi tertinggi berada di Australia.
Asal tahu saja, tambang tembaga biasanya memiliki produk sampingan emas. Hal ini disebabkan karena keduanya berasosiasi dengan jenis batuan yang sama, selain emas, perak juga ditemukan sebagai produk sampingan.
"Di Australia, copper sama emasnya, sudah kita lihat seluruhnya. Biasanya di Australia paling banyak di west (bagian barat), Queensland, tapi belum ada yang final," ungkap Iwan dalam kunjungannya ke kantor Kontan, Selasa (4/6).
Baca Juga: Lirik Ekspansi Sektor Mineral, United Tractors (UNTR) Ungkap Target Hilirisasi Nikel
Selain Australia, UNTR juga telah mengevaluasi beberapa negara, di antaranya Mongolia, Kazakhstan dan Kanada.
"Mongolia, kemudian Kazakhstan tapi kita tarik mundur karena melihat situasi politik.Lalu Kanada, cuma agak jauh, jadi fokusnya ke Australia meskipun banyak juga permintaan (emas)-nya," tambahnya.
Iwan juga menambahkan, secara keuangan, UNTR siap mengambil kesempatan dari tambang-tambang emas maupun tembaga yang memiliki potensi tinggi.
"Intinya kita ready secara finansial, memang salah satu kelebihan UT, jadi anytime opportunity ada, kita bisa masuk," katanya.
Di Indonesia, UNTR telah memiliki dua tambang emas yang digerakkan melalui anak usahanya PT Agincourt Resources (PTAR) - Martabe Gold Miner yang terletak di Tapanuli Sumatera Utara, dengan rata-rata cadangan 3,5 juta ounces emas dan 33 juta ounces perak.
Lalu tambang emas kedua yang terletak di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) yang digerakkan melalui PT Sumbawa Jutaraya (SJR), dengan total cadangan 663 ribu ounces emas dan 8,4 juta ounces perak.
Baca Juga: United Tractors (UNTR) Injeksi Modal ACST Melalui Private Placement
Dari kedua tambang emas ini, sepanjang tahun 2025, UNTR menargetkan produksi 200.000-250.000 ounces emas. Target ini tidak jauh dari produksi sepanjang 2024 lalu yang berada di angka 250.000 ounces.
Kestabilan target ini menurut Iwan disebabkan karena perseroan ingin tetap menjaga kelestarian lingkungan, meskipun terjadi peningkatan permintaan emas baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
"Selain memonetisasi sebaik mungkin, kita juga menerapkan responsible mining karena berdekatan dengan sumber biodiversity. Memang benar-benar strict, kita tidak mau bermasalah dengan lingkungan hidup," jelasnya.
Selanjutnya: Simak Strategi PLN Indonesia Power Kejar Target Pembangkit EBT
Menarik Dibaca: Penderita Kolesterol Boleh Makan Daging Kurban atau Tidak?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News