kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengembang Korea incar turis di NTB


Rabu, 29 April 2015 / 10:30 WIB
Pengembang Korea incar turis di NTB
ILUSTRASI. Orangtua Perhatikan, Ini Tanda-Tanda Speech Delay dan Cara Mengatasi Gangguan Ini.


Reporter: Adisti Dini Indreswari | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Pengembang asing berbondong-bondong datang ke Indonesia. Salah satunya PT The One Partners dari negeri Ginseng, Korea Selatan. Di Indonesia, perusahaan ini tengah membangun proyek perdana berupa vila hotel (villatel) bernama Royal Tulip Resort & Spa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Menurut Eric Kim, Chief Executive Officer (CEO) The One Partners, pemilihan Lombok mereka lakukan karena Bali sudah terlalu padat dan ramai. Karena itu, pihaknya menjatuhkan pilihan proyek ini di Lombok yang dekat dengan Bali. Selain itu, potensi bisnis wisata ke Lombok kini berpotensi tumbuh.

Menurut catatan PT The One Partners, jumlah wisatawan ke Lombok belakangan ini naik sampai 20% per tahun. Kondisi ini, tentu membuat tingkat okupansi hotel dan vila stabil di atas 50%. Hotel dan vila yang berbintang lima okupansinya malah bisa lebih tinggi lagi yaitu 70%-80%.

Selain itu, pemerintah kini tengah menyiapkan dana untuk mengembangkan infrastruktur Lombok. "Bandara internasional Lombok kini memiliki penerbangan langsung dari Singapura dan Australia. Sebentar lagi akan ada penerbangan langsung dari Hong Kong," kata Eric di Jakarta, Selasa (28/4).

Dengan pertimbangan ini, The One Partners percaya diri membangun Royal Tulip Resort & Spa sekelas dengan hotel berbintang lima. Untuk melancarkan bisnis ini, The One Partners telah menunjuk operator hotel asal Prancis, Louvre Hotel Group untuk mengoperasikan vila itu.

Untuk diketahui saja, Royal Tulip Resort & Spa terdiri dari 61 unit vila. Proyek ini menempati lahan seluas lebih dari 20 hektare (ha). Lokasinya ada di Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, yang masuk proyek pengembangan wisata pemerintah.

Dengan target pasar investor menengah atas, Royal Tulip Resort & Spa memasang harga per unit mulai dari US$ 375.000. Villatel juga menjanjikan return guarantee 40% untuk lima tahun. "Sebanyak 10 unit sudah dipesan oleh investor dari China," ujar Kim Min Sung, Wakil Presiden Direktur The One Partners.

Proyek Royal Tulip Resort & Spa ini telah memasuki tahap pembangunan pada Februari 2015 lalu. Untuk proyek ini, The One Partners membenamkan investasi senilai Rp 250 miliar. Adapun vila ini ditargetkan beroperasi akhir tahun depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×