Reporter: Febrina Ratna Iskana | Editor: Uji Agung Santosa
BOGOR. Geliat pasar properti residensial mulai berhembus ke pinggiran Bogor. Pengembang kelas kakap mulai mengaveling lahan di wilayah ini untuk pengembangan proyek. Walhasil, harga tanah di kawasan ini terkerek naik.
Masyarakat di Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang berbatasan dengan Tangerang Selatan, menawarkan harga tanah di kisaran Rp 900.000-Rp 1 juta per meter persegi. Setidaknya tiga pengembang kakap yang sudah mulai jualan di wilayah ini. Seperti PT Sentul City Tbk, lalu PT Sitara Propertindo Tbk, dan PT Jaya Real Property Tbk dengan proyek mereka di Serpong Jaya.
Dedi Djajasastra, Direktur Utama PT Sitara Propertindo Tbk, menyatakan pihaknya sudah memiliki lahan 960.108 m². Di lahan ini mereka akan membangun proyek Montana Serpong. Proyek ini baru membangun infrastruktur jalan dan Islamic Center.
Sementara PT Sentul City Tbk memiliki lahan sekitar 220 ha dan telah menawarkan proyek Serpong Natura City, dengan kisaran harga Rp 500 juta–Rp 1,1 miliar per unit. Selain tiga pengembang besar, ada juga pengembang kecil seperti Taman Sari Bukit Damai, menjual rumah Rp 180 juta–Rp 375 juta per unit untuk rumah tipe kecil.
Associate Director Knight Frank Indonesia, Hasan Pamudji memprediksikan, kawasan ini akan menjadi alternatif hunian dalam beberapa tahun ke depan. Wilayah ini menjadi pilihan alternatif dari kawasan Serpong dan Bintaro yang harganya sudah melejit amat tinggi
Hanya saja, imbal hasil yang akan didapat jika berinvestasi di kawasan ini masih kecil. Prediksi Hasan, imbal hasil investasi properti hanya di kisaran 8% per tahun. Bahkan bisa lebih rendah yakni di kisaran inflasi tahunan.
Namun demikian, dalam hitungan Prasetyo Deodatus, Independent Property Agent, jika pemerintah segera memperbaiki infrastruktur jalan di kawasan ini, harga tanah bisa melaju hingga 50% dalam beberapa tahun ke depan. Maklum, infrastruktur masih menjadi kendala perkembangan properti di wilayah ini.
Dalam pemantauan KONTAN di wilayah ini, Jalan Raya Puspiptek Serpong menuju Gunung Sindur banyak lubang menganga. Sebab dengan kapasitas jalan yang kecil banyak dilewati oleh truk besar bermuatan berat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News